Ornitolog atau pakar burung dari University of Rhode Island ( URI ), AS, yang mempelajari perubahan fisiologi burung yang bermigrasi, menemukan
kapasitas usus burung menjadi faktor penentu yang membedakan kemampuan
burung beradaptasi dengan iklim yang terus berubah.
Seperti
dikutip Science Daily, Selasa ( 15/4 ), Guru Besar Sumber Daya Alam URI
Scott McWilliams mengatakan, kemampuan hewan mencadangkan kapasitas
ususnya ketika merespons perubahan iklim berbeda dari setiap spesies.
Burung pipit leher putih, misalnya, yang biasa bermigrasi di Amerika
Utara bagian timur.
Burung
ini menyesuaikan diri dengan lingkungan yang sangat dingin ( -29
derajat celsius ) dan bisa makan 2 - 4 kali lebih banyak daripada biasa.
Mereka secara dramatis meningkatkan ukuran ususnya untuk mengakomodasi
lebih banyak makanan agar dapat memenuhi kebutuhan energi dalam dingin.
Sumber : Kilas Iptek / ADH.
0 komentar