Para ahli biologi dari University Vanderbilt, Amerika Serikat menemukan bahwa sperma nyamuk memiliki indera pencium yang
membuatnya aktif bergerak untuk menemukan sel telur. Temuan ini membuka
peluang baru untuk mengendalikan populasi nyamuk yang menimbulkan
penyakit serius seperti malaria. Temuan ini dimuat dalam edisi awal Proceeding of the National Academy of Sciences.
Para
peneliti mendeteksi keberadaan sensor kimia disebut odorant receptors
pada sperma nyamuk yang sama dengan yang ditemukan dalam sistem
penciuman nyamuk. Sensor ini memainkan peran dalam menggerakkan ekor
sperma untuk mencari sel telur. Seperti diketahui, nyamuk betina hidup
hanya sebulan dan kawin sekali.
"
Sperma membutuhkan sinyal kimia untuk siap membuahi, " kata salah
seorang peneliti, Prof Jason Pitts, kepada Sciencedaily, Senin ( 3/2 ).
Temuan ini membuka peluang pengendalian nyamuk melalui sejumlah rekayasa
untuk mencegah sperma dan sel telur bertemu.
Sumber : Kilas Iptek / ICH.
0 komentar