Kesiapan
secara psikologis membantu mengurangi dampak buruk pada perempuan yang
memasuki masa menopause. Pengetahuan cukup dan dukungan keluarga
diperlukan untuk itu. " Kekurangan pengetahuan membuat perempuan cemas
jika memasuki masa menopause. Kecemasan berlebihan bisa menyebabkan
depresi, " kata psikolog anak dan keluarga Universitas Indonesia, Anna
Surti Ariani, pada forum media di Jakarta, Rabu ( 16/4 ).
Menopause
adalah berhentinya siklus menstruasi di antaranya ditandai berhentinya
menstruasi selama 12 bulan. Menurut Anna, perempuan yang memasuki masa
perimenopause hingga menopause, pada usia 35 - 60 tahun, akan mengalami
perubahan psikologis dan fisik, seperti mudah marah dan kondisi fisik
melemah. Oleh karena iti, pemahaman keluarga diperlukan untuk membantu
mereka menghadapi fase ini.
"
Perempuan religius memiliki tingkat kecemasan dan stres yang minim
sehingga dapat mempersiapkan diri menjelang masa menopause, " ujar Anna.
Sementara itu, menurut Wiwik Widayanti, dokter pada Rumah Sakit
Universitas Islam Sultan Agung Semarang, kesehatan psikologis
memengaruhi hormon dalam tubuh. Jika kesehatan psikologis seseorang
tidak sehat, hal itu dapat menstimulasi penurunan jumlah hormon, di
antaranya memicu menopause.
Meski tak bisa dihindari, kata Wiwik, terjadinya menopause bisa ditunda. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti makan-makanan bergizi dan olahraga teratur. Ia menganjurkan perempuan membiasakan diri mengonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang cukup, makan makanan berserat, serta mengonsumsi vitamin.
Selain makanan, olahraga yang teratur juga perlu untuk menjaga kondisi tubuh. Jalan kaki dan
berenang adalah dua olahraga sederhana yang sangat dianjurkan. "
Makanan dan olahraga mampu menghindarkan perempuan dari menopause dini,
sekaligus mengurangi gangguan fisik dan psikologis ketika memasuki masa
menopause, " kata Wiwik.
Sumber : Lingkungan dan Kesehatan Kompas / A07
0 komentar