Namanya anak muda yang masih ingin mendobrak kemapanan dengan caranya sendiri, maka ia melakukan sikap ugal-ugalan dalam penampilannya. Boleh jadi sikap ugal-ugalan ini ingin menunjukkan pada dirinya sendiri atau orang lain, bahwa bukan anak muda namanya kalau di masa mudanya tidak diisi dengan hura-hura. Misalnya, pergi ke pesta semalam suntuk dengan pacarnya, pergi bertamasya, nonton bareng ke bioskop bahkan melakukan atraksi kebut-kebutan di jalan raya.
Melakukan atraksi kebut-kebutaan menggunakan kendaraan bermotor inilah yang menghantarkan seorang pemuda berurusan dengan polisi. Kisahnya berawal tatkala ia diperiksa polisi untuk kasus lain. Pemuda ini sebut saja Richard Wolfer ( 28 ) tengah diperiksa di markas polisi. Dalam pemeriksaan polisi mendapati rekaman kebut-kebutan dirinya di telepon selulernya.
Gambar rekaman memperlihatkan Richard Wolfer sambil mengemudi mobil Bently Continental miliknya, menyorot spedometer yang ada dekat setir. Penunjuk kecepatan memperlihatkan angka 320 kilometer per jam. Artinya dia mengemudikan mobilnya melebihi batas maksimum kecepatan yang diperbolehkan.
Kecepatan 320 kilometer per jam itu artinya hampir tiga kali batas kecepatan maksimum. Apalagi jalanan yang dilalui saat ngebut adalah jalanan di Geneva. Gambar juga memperlihatkan deretan bangunan gedung di kanan kiri jalan yang dilaluinya. Wajahnya sendiri juga dia sorot sambil memegang kemudi.
Menurut Reuters yang mewartakan kejadian ini, melarikan mobil dengan kecepatan maksimum yang dianjurkan berarti pengemudinya telah melanggar aturan berlalu lintas. Apalagi mengemudi dengan kecepatan maksimum bisa membahayakan pengguna jalan lain juga orang yang ada di pinggir jalan. Karena itu polisi langsung menetapkan Richard Wolfer melanggar tertib lalu lintas.
Sekalipun peristiwa pelanggaran mengemudikan mobil itu baru ketahuan enam bulan, surat izin mengemudi Richard tetap saja dicabut. Artinya selain kena denda, Richard bakal tidak bisa lagi mengemudikan Bently Continental nya. Jika nekat ia akan berurusan lagi dengan polisi kotapraja Geneva. " Sial...!!!, " gerutu Richard sambil meninggalkan markas polisi.
0 komentar