Dengan telah selesainya perayaan hari raya qurban Idul Adha 1432 H, anda semua yang berkurban tentu saat ini masih dalam suasana minggu madu untuk menikmati daging kurban. Selain daging hewan kurban berupa sapi dan kambing yang dibagikan kepada yang berhak, pihak yang melaksanakan kurban pun termasuk Anda semua, disunahkan untuk juga mengonsumsi daging hewan kurbannya. Inilah bentuk kesalehan sosial yang sudah rutin dilakukan oleh umat Islam dengan memotong hewan kurban dan membagikannya kepada lingkungan sosial tanpa mengenal sekat golongan, ras bahkan agama.
Daging hewan kurban yang telah dipotong lalu dicuci dan dimasak untuk dijadikan lauk. Ada yang membuat masakan rendang, sate kambing, sop buntut sapi, tengkleng, dendeng sapi , bahkan tongseng sate kambing. Hemmm...tentu makanan berjenis kolesterol tinggi ini tentu sangat menggoda selera siapa pun untuk mencobanya. Namun masih banyak juga orang yang rada-rada takut untuk mengonsumsi jenis daging sapi dan kambing karena pertimbangan kesehatan, misalnya penderita diabetes, kolesterol tinggi, darah tinggi, hiperkolesterol yang harus diet ketat dalam mengonsumsi jenis daging merah.
Memang makanan modern sekarang ini terkadang mengandung kolesterol tinggi. Kolesterol memang harus dikendalikan tetapi bukan untuk dijauhi. Dalam arti sekali-kali mengonsumsi daging asalkan tidak terus menerus. Lalu selingi menu makanan Anda dengan bahan makanan yang mengandung tinggi serat rendah lemak, misalnya sayuran dan buah-buahan. Mengingat kolesterol tetap dibutuhkan tubuh untuk membantu proses pencernaan, memperbarui membran sel tubuh, melapisi jaringan saraf dan berperan dalam produksi hormon, maka kolesterol tetap dibutuhkan tubuh apalagi bagi anak dalam masa pertumbuhan.
Pagi tadi ketika membuka akun face book pada halaman sharing up-date status, ada seorang sahabat yang menceritakan bahwa tekanan darahnya rendah. Dan dengan kondisi tekanan darah rendah itu, dia banyak mengonsumsi daging kambing di hari raya qurban itu agar tekanan darah naik menuju kondisi normal jika kelak diukur tensinya. Namun saat mengonsumsi daging kambing malah pusing kepalanya. Apakah ini yang dinamakan tekanan darah mendadak meroket sehingga membuatnya merasa pusing? Tidak dijelaskan dalam status tulisannya di wall facebooknya itu.
Mengingat dia seorang praktisi reiki, alangkah baiknya sehat dengan kundalini reiki sarankan agar mencoba menyalurkan reiki ke makanan itu. Tujuannya untuk membuang faktor pengganggu kesehatan makanan yang dikonsumsinya, utamanya makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi seperti daging kambing, sapi bahkan jeroan dari daging itu. Jenis makanan tertentu inilah yang dihindari oleh banyak orang utamanya yang dideteksi menderita tekanan darah tinggi dan hiperkolesterol. Tentu saja mereka akan menghindari jenis makanan yang mengandung banyak kolesterol.
Sebagai praktisi reiki yang sudah mahir mengarahkah energi reiki untuk tujuan tertentu, Anda dapat mengalirkan reiki atau energi non reiki ke makanan menurut pandangan Anda bahwa makanan itu banyak mengandung kolesterol yang bisa merusak kesehatan. Sebelum makanan itu dikonsumsi, cobalah buang dulu kandungan kolesterolnya. Caranya ya....memberikan affirmasi yang sesuai ( tepat ) agar kandungan kolesterol dalam makanan berbahan daging hewan seperti kambing atau sapi itu menjadi netral lebih dulu tanpa mengurangi rasanya.
Pastikan makanan itu sudah selesai dimasak dan terkumpul dalam kuali atau di atas piring sebelum siap Anda santap. Ingat bahwa mengalirkan energi reiki ini semata untuk menetralkan kondisi kolesterol makanan agar tetap stabil bila sudah masuk ke perut. Mengalirkan energi reiki bukan untuk mengubah rasa asli makanan ( misalnya gulai kambing, sop buntut, tongseng kambing, rendang daging sapi atau sejenisnya itu ) menjadi rasa lain, misalnya rasa soto babat.
Sehat dengan kundalini reiki yakin tentu banyak sahabat yang sudah menjadi praktisi reiki masih takut mengonsumsi makanan yang mengandung asam urat tinggi yang dapat menyebabkan gout, atau mengandung kadar gula tinggi yang menyebabkan diabetes. Untuk sementara buang kecemasan berlebihan tadi dan tetap berpikiran positif bahwa makanan yang dikonsumsi jika sudah dialiri reiki atau energi non reiki, akan menjadi tawar kadar kolesterolnya, asam uratnya, kadar gulanya dan menjadi netral sesuai dengan kebutuhan tubuh yang memakannya.
Cukup gampang mengkondisikan makanan agar tetap segar dengan terlebih dulu membuang faktor pengganggu dari bahan makanan itu. Caranya makanan di taruh di atas meja. Arahkan kedua telapak tangan Anda ke makanan sambil memberi affirmasi, " Tukarkan makanan ini menjadi halal, sehat, bergizi dari zatnya dan cara menyembelihnya. Tukar efek kolesterol jahat, kadar asam urat, kadar gula darah yang tinggi menjadi kolesterol baik dan normal untuk kesehatan tubuhku." Mengalirkan energi reiki tanpa simbol reiki. Cukup dengan kekuatan affirmasi dan keyakinan mantap dalam hati.
Tetap santai mulai arahkan dan salurkan reiki ke makanan ini beberapa saat. Yakin dan percaya bahwa atas Izin Tuhan YME lewat doa yang dipanjatkan sebelum menyantap makanan, kecemasan karena efek kolesterol, asam urat dan kadar gula tidak akan terjadi. Menurut Prof. Dr. Sutan Remi dalam buku Hidup Sehat dengan Reiki dan Energi Non Reiki halaman 476, menyatakan bahwa dengan mengalirkan energi reiki atau energi non reiki ke dalam makanan, stuktur molekul dari makanan itu akan berubah.
Makanan yang semula mempunyai struktur molekul yang mengandung kolesterol menjadi makanan yang memiliki struktur yang tidak lagi mengandung kolesterol. Untuk membuktikan dapat diperiksa makanan ini dengan alat yang disebut spectograph. Yang perlu dijaga saat menyalurkan energi reiki ke makanan atau minuman adalah peranan affirmasi yang dirancang tepat sesuai dengan kebutuhan. Jangan sekali kali mengubah atau menghilangkan rasa asli makanan itu karena rasa makanan dapat berubah sesuai dengan afirmasi yang diucapkan. Kalau sudah tidak deg-degan lagi menyantap daging hewan kurban, silahkan konsumsi secepatnya daging itu setelah dialiri reiki. Siapa takut?
0 komentar