Sampai Minggu ( 9/11 ) jumlah korban tewas akibat banjir besar yang tengah melanda Thailand telah mencapai 506 orang. Angka resmi melonjak tajam bertambah 60 orang dari total yang diumumkan Sabtu sebelumnya. Di ibukota Bangkok sendiri belum dilaporkan adanya warga tewas karena luapan banjir yang masuk kota.
Yang jelas perlahan dan pasti ketinggian air terus bertambah. Kondisi ini mengancam sejumlah kawasan bisnis, perbelanjaan, turisme dan sistem transportasi massal, seperti kereta bawah tanah. Luas kawasan yang telah terendam banjir di ibukota Bangkok telah mencapi 20 persen. Akibatnya lebih dari satu juta warga yang tinggal di 10 distrik dari total 50 distrik yang ada di Bangkok, diminta untuk segera mengungsi ke luar kota.
Pemerintah telah menyediakan penampungan darurat yang telah disiapkan atau mengungsi ke kawasan lain yang lebih aman. Selain ancaman banjir, wabah penyakit menular juga mulai mengancam kesehatan warga Bangkok. Yang terdata sampai saat ini telah tertular penyakit sebanyak 12 juta orang. Ancaman juga datang dari buaya yang lepas, karena lokasi peternakan tempatnya berkubang sudah terendam banjir.
Buaya yang lepas telah membuat horor bagi banyak penduduk Bangkok. Betapa tidak ternyata dampak dari banjir tersebut mengakibatkan lepasnya ratusan buaya dari penangkaran yang mengancam jiwa para penduduk korban banjir. Perlu diketahui bahwa Thailand adalah salah satu negara penghasil produk buaya di dunia.
Primadonanya jelas kulit hewan itu. Sekitar 200.000 ekor buaya jadi penghuni 30 peternakan, belum termasuk sekitar 900 peternakan skala kecil. Bisa jadi jumlah buaya yang lepas bertambah, jadi ribuan. Untuk melumpuhkan buaya agar bisa ditangkap Pemerintah Thailand menawarkan hadiah sejumlah uang bagi penduduk yang bisa menangkap buaya hidup-hidup. Jumlah hadiah yang ditawarkan adalah 1.000 baht (Rp289 ribu) per buaya — sedikit lebih rendah dari upah minimum harian Thailand.
Selain buaya lepas dari penangkaran, air banjir juga membawa berbagai sampah rumah tangga, bangkai hewan, limbah industri dari pabrik. Wabah penyakit muncul dikarenakan bercampurnya air banjir dengan limbah tersebut. Banjir juga telah merendam bandar udara domestik Don Muang di kota Bangkok. Dilaporkan untuk sementara bandara ditutup dan hanya bandar udara internasional Suvarnabhumi di timur Bangkok yang masih bisa beroperasi seperti biasa.
Warga Bangkok dan wilayah lain di Thailand telah lama ketakutan akibat banjir yang tidak juga surut. Namun yang menarik, Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mengaku tidak khawatir bencana itu sampai melumpuhkan Thailand. Perdana menteri Yingluck Shinawatra hanya dibuat pusing dengan kejadian lepasnya buaya-buaya ini. Dalam pernyataan resminya yang ditayangkan stasiun televisi dan radio pemerintah, Yingluck meyakinkan risiko yang dihadapi ibukota Bangkok akibat banjir hanyalah persoalan kecil yang bakal cepat berlalu.
Yingluck menyatakan pemerintah telah membangun dinding tanggul darurat dari kantong-kantong pasir di sepanjang enam kilometer kawasan utara ibukota Bangkok. Sejumlah pompa air baru juga telah terpasang di beberapa tempat rawan di sebelah timur Bangkok. Langkah ini dilakukan untuk menjaga ibukota Bangkok tetap kering tidak tersentuh banjir, sekali pun sudah 20 persen kawasan ibukota telah terendam banjir.
Sumber : Reuters/AFP/Floods in Bangkok.
0 komentar