Selepas olahraga jalan kaki pagi tadi, sehat alami dengan reiki kundalini menyempatkan self healing reiki. Sambil duduk santai di ruang tamu, perjalanan self healing selama 55 menit pun usai. Masih gembrobos karena keringat membasahi kaus, pandangan mata pun tertuju ke taman depan rumah.
Terlihat rumput gajah mulai bersemi kembali setelah sempat kering karena kemarau panjang. Hujan gerimis yang turun Minggu sore kemaren menjadi oase sendiri bagi tanaman rumput ini karena sebelumnya harus disiram dengan air keran. Rumput gajah yang tumbuh sebelumnya memang subur dikarenakan sering basah karena kehujanan. Kali ini karena kemarau panjang banyak yang kering, meranggas dan terkesan tidak terawat.
Kalau sudah dalam kondisi seperti ini maka pekerjaan memupuk tanaman harus segera dilakukan. Selain itu pula rumput liar yang tumbuh di pinggir jalan depan rumah pun harus segera dibersihkan agar terlihat rapi. Selain saya sendiri yang merawat tanaman hias, pekerjaan menyabit rumput, mengerok lumut hijau di tembok juga dilakukan oleh pakar kebersihan rumput yang tinggal tidak jauh dari rumah.
Pakar kebersihan lingkungan yang sering merawat tanaman saya ternyata tadi pagi sudah tiada. Pak Sopali begitu nama panggilannya, telah meninggal dunia Senin 14/11 pukul 03.20 wib dinihari dalam usia 72 tahun. Setelah didera sakit maag akut, pendengaran menurun dan berbagai penyakit uzur lainnya, akhirnya Tuhan Yang Maha Pengasih Penyayang memanggilnya.
Beliau memang sudah sepuh saat tiada ini. Akan tetapi pekerjaan merapikan tanaman, membersihkan pekarangan rumah bahkan menebang pohon sudah dilakoninya sejak tahun 1982. Saat saya menengok calon rumah baru menjelang kepindahan dari Jakarta tahun 1983, Pak Sopali mengenalkan diri kepada keluarga saya, bahwa jika memerlukan tenaganya untuk merawat tanaman dan membersihkan pekarangan, beliau siap membantu.
Karena itu beliau cukup akrab dengan tetangga lingkungan. Sudah banyak tetangga kampung dan komplek perumahan memanfaatkan jasanya untuk membersihan tanaman. Saat bekerja membersihkan tanaman, peralatan yang dia bawa adalah gunting rumput, linggis, sekop, cangkul, pengki dan gerobak untuk mengangkut sampah tanaman yang telah dia babat.
Bahkan untuk urusan menebang pohon agar tidak menyenggol kabel listrik, mengganti genteng pecah beliau lakukan dengan baik penuh kehati-hatian. Pekerjaan sangat rapi untuk dilihat. Pak Sopali memang tidak ingin mengecewakan klien nya yang hobi berkebun dan merawat tanaman hias. Kalau sudah bicara soal pupuk, berapa takaran yang layak untuk tanaman buah, tanaman hias, beliau dengan hafal akan menyebutkan jumlah takarannya.
Ibarat tukang cukur rambut yang mencukur rambut pria agar terlihat necis, elok, sedap dipandang mata oleh lawan jenisnya, maka Pak Sopali sebagai tukang cukur rumput melakukannya hal yang sama. Dengan cekatan tangan sepuhnya menggunting rumput gajah liar. Merapikan pot-pot tanaman seraya menaburkan pupuk. Sesekali sekopnya menyerok tanah dan memasukkan ke dalam pengki.
Begitu rapi hasil pekerjaannya maka tidak heran kalau banyak tetangga memanfaatkan jasanya dan semua mengatakan sangat puas. Seiring bertambahnya usia dan mulai didera penyakit, ternyata Pak Sopali belum juga menurunkan ilmu merawat kebun dan tanaman kepada anak-anak nya. Dua tahun ini memang saya sudah tidak memerlukan lagi jasa keahliannya.
Pagi ini kami para ibu-ibu langsung bertandang ke rumah duka begitu berita duka cita diumumkan di Masjid dan Mushola. Menurut penuturan Bang Syafei, putera pertama Pak Sopali, jenazah akan dimakamkan di makam keluarga yang terletak di belakang rumah almarhum menjelang sholat Dzuhur ini. Selamat jalan Pak Ali, semoga Tuhan Yang Maha Rahim mengampuni segala salah dan dosa. Engkau mendapatkan tempat layak di sisi - Nya dalam tidur panjang ini sesuai dengan amal baik yang telah Anda perbuat.
0 komentar