Sebuah
turnamen polo gajah di Sri Lanka dibatalkan dan diganti dengan turnamen
tuk-tuk. Ini untuk mengakomodasi keinginan para pencinta hewan. Enam
tim yang masing-masing atas tiga tuk-tuk, kendaraan semacam becak,
berikut pengemudi dan penumpangnya, akan berkompetisi dalam kejuaraan
polo tuk-tuk, akhir pekan ini, di kota pelabuhan Galle, Sri Lanka
selatan.
"
Kami sudah menggelar turnamen tuk-tuk sejak tahun lalu. Pertandingan
tuk-tuk lebih seru, tetapi tahun ini turnamennya akan digelar lebih
baik, " kata Rachel Dobbs, keponakan pemilik hotel mewah asal Australia,
Geoffrey Dobbs, dan penyelenggara turnamen tuk-tuk. Semula, gajah
menjadi kendaraan dalam enam turnamen sebelumnya.
- Permainan polo biasanya menggunakan kuda atau gajah, tapi di Kota Galle, Sri Lanka, berbeda. Penggunaan hewan dilarang di negara itu dan sebagai gantinya dipilihlah alat transportasi tuk-tuk atau di Indonesia akrab disebut bajaj. Turnamen Tuk-Tuk Polo Championship 2016 melibatkan 12 orang dari dua tim. Masing-masing tim terdiri dari enam orang yang menggunakan tiga bajaj. Satu orang sebagai pengendara dan satu lagi bertugas menggiring bola menggunakan tongkat.
Panitia kemudian memutuskan menghentikan penggunaan hewan setelah tahun 2007. Penyebabnya, seekor gajah mengamuk dan merusak beberapa mobil
penonton turnamen. Acara turnamen polo gajah itu terhenti selama
beberapa tahun, sampai kemudian digantikan denagn turnemen tuk-tuk sejak
tahun lalu.
"
Kami gembira, akhirnya tuk-tuk bisa menggantikan posisi gajah dalam
turnamen ini, " kata Sagarika Rajakarunanayake, aktivis hak-hak hewan.
Tuk-tuk kendaraan roda tiga merupakan kendaraan umum yang sering
digunakan di Sri Lanka, Thailand, dan beberapa negara lain.
- Penggunaan
gajah pada turnamen polo di Galle sudah dihentikan sejak 2007. Saat itu
turnamen diwarnai insiden di mana salah satu gajah mengamuk dan merusak
beberapa mobil penonton.
"Kami senang tuk-tuk bisa menggantikan gajah. Gajah hanya menjadi sasaran perilaku kejam di acara ini," kata seorang aktivis perlindungan hewan Sri Lanka, Sagarika Rajakarunanayake.
Gerak
tuk-tuk ini sedikit lamban dalam turnamen tersebut. Pemenang turnamen
tahun ini akan mendapatkan hadiah uang 1.430 dollar AS atau sekitar Rp
19 juta.
AFP / LOK.
0 komentar