Sekelompok
sel otak ( neuron ) pada korteks prefrontal di otak bagian depan yang
merespons hormon oksitosin merupakan pengendali perilaku seksual tikus
betina. Jika neuron itu dimatikan, hormon oksitosin tak akan direspons.
Akibatnya, tikus betina tak tertarik lagi pada pasangan seksualnya.
Jika
neuron dimatikan dan suplai oksitosin dihentikan, tikus betina akan
kehilangan minat kawin selama masa birahi atau masa aktif seksual.
Namun, selama masa birahi itu, tikus betina tetap berperilaku sosial
aktif terhadap tikus jantan. Itu menunjukkan oksitosin mengatur
beberapa korteks yang berbeda.
"
Dalam konteks khusus, oksitosin bekerja melalui korteks prefrontal
untuk mengatur perilaku seksual dan sosial tikus betina, " kata penulis
kedua penelitian itu, Nathaniel Heintz, dari Universitas Rockefeller,
New York, AS, pada BBC, Jumat ( 10/10 ). Itu berarti oksitosin tidak
hanya bekerja jika neuron yang meresponsnya aktif.
Sirkuit
yang merespons hormon oksitosin itu mungkin ada pada spesies lain,
termasuk manusia. Memahami itu membantu manusia melihat dampak oksitosin pada manusia.
Sumber : Kilas Iptek / BBC / MZW.
0 komentar