Gara-gara
seekor marmot, karier politik seorang walikota bisa terancam. Kisah ini
dialami Wali Kota New York, Amerika Serikat, Bill de Blasio. Kisahnya
bermula Februari lalu saat perayaan Hari Marmot ketika
marmot bernama Chuck jatuh dari gendongan De Blasio dalam sesi
pemotretan. Miturut laporan The New York Post, Kamis ( 25/9 ), Chuck
akhirnya mati sepekan setelah jatuh dari gendongan dan mengalami luka
dalam yang serius.
Bagi
sebagian masyarakat AS, marmot adalah hewan istimewa. Menurut cerita
rakyat, jika marmot muncul dari kandang dan melihat bayangannya sendiri,
musim salju akan berlanjut untuk enam pekan ke depan. Jika marmot tidak
mendapati bayangannya, artinya musim semi segera tiba.
The
Post mengatakan, Kebun Binatang Staten Island tempat Chuck bermukim,
yang menerima 50 persen biaya pengelolaan dan operasional dari balai
kota, semula ingin menutup-nutupi kematian Chuck dengan mengatakan,
marmot itu mati secara alamiah. Namun, akhirnya pihak kebun binatang
mengakui, penyebab kematian Chuck adalah luka dalam akibat terjatuh
Februari lalu. " Kami tidak menyadari bahwa Chuck akhirnya mati, tapi
kami sungguh menyesal mendengar kabar tersebut, " ujar juru bicara
Kantor Wali Kota New York, Phil Walzak, seperti dikutip The Post.
Sementara
itu, meski kantor wali kota secara resmi menyatakan penyesalan, kecaman
terhadap De Blasio merebak. Media sosial seperti Twitter dan Facebook,
dipenuhi kecaman. " Inilah skandal pertama bagi Wali Kota Blasio, "
kicau seorang nitizen.
Tangan
Wali Kota Blasio berlumuran darah, tulis majalah lokal sembari
menambahkan, skandal si marmot Chuck bisa menjadi sebuat Watergate bagi
generasi sekarang. Watergate adalah skandal politik besar tahun 1970-an
yang melengserkan Presiden AS Richard Nixon. Ah...si marmot jadi bahan
pembicaraan dimana-mana.
Reuters / JOY / Photo : Staten Island Advance.
0 komentar