Ada
ungkapan dan guyonan ala warung kopi di lingkungan tempat tinggal saya.
Lebih baik tinggal di rumah sendiri asalkan sehat daripada tinggal di
rumah sakit tapi menderita. Jelas sekali orang lebih memikirkan sehat
daripada sakit sekalipun pemerintah Indonesia sudah mencanangkan jaminan
kesehatan nasional yang berlaku efektif per 1 Januari 2014.
Saat
ini rakyat sedang memikirkan bagaimana cara mendapatkan jaminan kartu
sehat, jika dirinya terpaksa sakit dan dirawat di rumah sakit. Semua
persyaratan mendapatkan kartu jaminan sehat dipenuhi, dan rakyat pun
gembira menyambutnya karena jika sakit, akan ada yang menjamin semua
biaya perawatan di rumah sakit. Namun demikian, langkah menjaga diri
pribadi tetap sehat dan bugar terus diupayakan setiap orang, agar
terhindar dari apa yang disebut sakit.
Karena
itu lebih baik segera ceck out dari rumah sakit jika memang sudah
sehat dan pulang ke rumah segera. Tapi tidak demikian halnya dengan
pasien yang satu ini. Pasien istimewa kali ini seorang remaja berasal
dari Provinsi Guangdong, China Selatan, telah tinggal di rumah sakit
kota Shenzen selama 500 hari.
Sekalipun
saat menjalani perawatan di rumah sakit, pihak rumah sakit telah 14
kali mengizinkan remaja ini pulang saja ke rumah, mengingat dirinya
sudah sembuh dari penyakit yang diidapnya. Dokter pun menghimbau remaja
bernama Xiaomin ( 16 ) ini untuk segera pulang, tapi Xiaomin tetap pada
pendiriannya, ia ingin berlama-lama tinggal di rumah sakit. Keluarga pun
malah mendukung agar Xiaomin tetap tinggal di bangsal rumah sakit
sebagai rumah kedua mereka.
Bangsal
rumah sakit berisi tiga tempat tidur pun akhirnya jadi markas keluarga
Xiaomin. Selama tinggal di rumah sakit selama 500 hari, tagihan biaya
perawatan Xiaomin mencapai 180.000 yuan atau senilai Rp 363 juta. Biaya
sebesar itu sangat besar bagi keluarga Xiaomin untuk melunasinya.
Portal
harian Global Times, edisi Minggu ( 29/12 ), mengabarkan, remaja
Xiaomin pertama kali dilarikan ke Rumah Sakit Anak Shenzhen karena
menderita pembesaran jantung dan denyut jantung tak normal. Hidupnya
bisa diperpanjang setelah dirawat selama tiga hari. Satu bulan kemudian,
Agustus 2012, pihak RS menyarankan Xiaomin pulang saja karena sudah
sehat.
AP / UPI.
0 komentar