Musim
hujan sudah datang di bumi Indonesia. Pak dan bu Tani senang karena
sebentar lagi akan mengolah tanah sawah miliknya untuk tandur padi.
Seiring hujan turun sekalipun tidak deras, kewaspadaan akan banjir patut
disikapi sejak dini dengan tidak membuang sampah ke kali.
Air
hujan yang turun dari langit membawa berkah setelah bumi bangkit dari
matinya karena kemarau panjang dan kini siap disemai dengan bibit
tanaman. Begitulah alam memberi pelajaran kepada manusia untuk tidak
merusak lingkungan. Jika alam rusak bencana akan datang seiring
datangnya musim hujan.
Namun
jika obat batuk dan pilek sering diberikan kepada buah hati,
dikhawatirkan, ginjal si kecil bisa bermasalah. Karena itu untuk
mencegah hal yang tidak diinginkan pada ginjal anak, kita coba atas
batuk pilek dengan cara alami yang sering dipraktekkan nenek saya dulu.
Saya masih ingat saat batuk dan pilek menyerang, nenek lalu pergi ke
kebun, mengambil daun jeruk nipis dan butiran biji cengkeh yang dibeli
di pasar tradisional.
Ramuan
daun jeruk nipis dan butiran bijih cengkeh lalu dicampur tiga gelas air
putih, dijerang dalam api dari arang dan setelah mendidih, ambil dan
sisakan dua gelas air hangat suam-suam kuku. Setelah agak dingin,
minumkan ramuan itu ke anak untuk mengurangi batuk dan keluarnya ingus
berlebihan. Tujuan memakai resep ini meminimalkan efek samping yang
disebabkan obat-obatan kimia penyembuh batuk dan pilek.
Tentu
saja saat batuk dan pilek menyerang, terkadang menarik napas terasa
berat rasanya. Masalah ini timbul karena hidung mampet dan untuk
pertolongan pertama, ibu memberikan campuran madu dan lemon atau jeruk
sambel pecel/nipis. Resep ini digunakan untuk melegakan tenggorokan
gatal dan mengatasi infeksi.
Membuatnya cukup mudah, yaitu satu sendok teh madu dan perasan air jeruk sambel pecel atau nipis ( citrus aurantifolia ) dicampur
setengah gelas air hangat. Batuk dan pilek bertahap akan mereda dan
tenggorokan hilang rasa gatalnya. Sebenarnya resep tradisional masih
banyak digunakan orang tua dulu, untuk atasi batuk dan pilek saat musim
hujan tiba, yaitu ramuan sejumput bubuk kunyit dicampur susu dan
diberikan ke anak dua kali sehari.
Selain
resep tradisional peninggalan orangtua, memijat anak yang sakit pilek
dan batuk bisa juga dilakukan. Saya biasa mengusap dengan lembut sembari
mengalirkan reiki ke saluran pernapasan anak. Lalu
reiki kita salurkan ke batok kepala belakang, turun ke bawah sepanjang
ruas tulang belakang tempat jalur sushumna berada.
Pemijatan
lembut bisa menggunakan minyak telon atau kayu putih untuk menambah
kehangatan tubuh anak. Semoga dengan datangnya musim hujan, persiapan
menolak datangnya penyakit sejak dini sudah kita lakukan. Hidup bersih,
makan teratur dan menjaga lingkungan tetap bersih setiap saat. Hidup
bersih, penyakit jadi takut, semoga.....
0 komentar