Melihat
buah pepaya yang baru saja dipanen di kebun, rata-rata buahnya masih
ijo kulitnya. Jika hendak dijual ke pengepul, selama masa penyimpanan di
gudang, proses pematangan buah pepaya berlangsung cepat. Jika tidak
cepat diatasi segera dengan pengawetan alami, maka buah pepaya cepat
matang dan akhirnya busuk.
Selain
itu benturan, goresan, sinar matahari saat petik pepaya di kebun,
fluktuasi suhu, dan kotoran berpotensi besar menyebabkan kerusakan atau
pembusukan buah pepaya lebih cepat dari perkiraan semula. Karena itu
petani harus tahu cara tepat agar pepaya hasil panen kebunnya, buahnya
dalam kondisi bagus, tanpa cacat saat panen. Keluhan petani itu
didengar Wahyu Sautomo dan kawan-kawan sesama mahasiswa Departemen
Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Wahyu
Utomo dan kawan-kawan melakukan percobaan dan akhirnya berhasil membuat
Magic Box, yaitu wadah penyimpanan pada pematangan buatan buah pepaya.
Wadah ini berfungsi untuk mengurangi kerusakan selama distribusi hasil
paska panen, dimana alat yang digunakan antara lain sekam, perekat,
serbuk gergaji, sitosan, tripleks melamin, tanah liat yang dicampur
potassium permanganate ( KMNO4 ) dan zeolit halus. Demonstrasi di
Laboratoriom Pascapanen, Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB,
menunjukkan, Magic Box dapat menghambat pematangan buah pepaya lebih
lama dengan prinsip penghambatan respirasi.
"
Jika di luar Magic Box pepaya matang dalam tiga hari, dalam Magic Box
pematangan ditunda sampai 10-13 hari, " kata Wahyu yang didampingi dosen
pembimbing Winarso D Widodo. Magic Box dikembangkan dalam empat model
sesuai keperluan petani, yakni standar, rak, tutup bertingkat, dan
portabel. Sebagai petani yang tidak ingin buah pepayanya rusak setelah
panen, dan buahnya tetap awet, model apa yang cocok dengan selera Anda,
Pak Tani ?
Sumber : Kilas Iptek ( * ATK ).
0 komentar