Narapidana
yang menjalani hukuman terkadang tidak tahan uji menghadapi suasana di
penjara. Ada yang berusaha kabur dengan cara menjebol dinding penjara,
padahal masa hukuman yang dijalani tinggal dua tahun lagi. Dengan
kondisi bangunan penjara cukup ketat pengamanannya, mustahil ada
narapidana bisa lolos dari pengawasan sipir penjara.
Selain
petugas sipir penjara yang berjaga di masing-masing blog ruang tahanan,
ada pula regu pengaman yang berjaga di menara pengawas. Keberadaan
menara pengawas yang dilengkapi lampu sorot terang bisa mengawasi
gerak-gerik narapidana saat malam tiba. Dengan ketinggian di atas pagar
halaman penjara, petugas jaga di menara pengawas melihat kondisi areal
penjara secara keseluruhan di siang hari.
Di
tengah udara dingin yang ditiupkan badai musim dingin yang tengah
melanda Amerika Serikat dan Kanada, Robert tidak mampu bertahan dalam
cuaca dingin. Ia menggigil kedinginan di tengah hantaman angin kutub
utara. Saat itu suhu menunjukkan minus 20 derajat celcius, membuat
Robert terserang hipotermia.
Karena
tidak tahan dengan kondisi alam yang begitu dingin, tanpa tempat
berlindung memadai, sehari kemudian Robert menyerah. Ia mendatangi
Motel Matahari Tenggelam dan Restoran untuk sekedar menghangatkan badan.
Di motel ini Robert minta tolong staf motel menelepon polisi Lexington,
Amerika Serikat.
Kepada
polisi Robert mengatakan ingin kembali ke penjara Blackburn di dekat
Lexington, Kentucky, AS. Robert akhirnya dijemput polisi. " Jelas ini
keinginan Robert sendiri, dia tidak tahan dengan udara dingin di luar
penjara dan memilih menyerahkan diri, " ujar juru bicara polisi
Lexington, Sherelle Roberts.
Akhirnya
Robert Vick ditempatkan di ruang observasi sebelum kembali ke sel
tahanan. Robert menyerah karena udara dingin di luar penjara begitu
menyiksanya selama kabur. Yang menjadi misteri saat Robert keluar
tembok penjara, dia tidak merasakan kesakitan sebagaimana pernah dialami narapidana di Brasil beberapa waktu lalu.
UPI / Reuters.
0 komentar