Menjelang Perang Dunia II para ilmuwan meyakini bahwa energi dari 1 gram uranium jika dibakar dalam kondisi tertentu, kekuatannya sama dengan 10 juta kali energi yang dikeluarkan dari jumlah yang sama batubara dan udara. Awal tahun 1940 ketika perang telah berkobar di Eropa, para ahli fisika di kedua pihak juga mulai mempertimbangkan untuk menggunakan uranium sebagai alat untuk menciptakan bom atom.
Di Amerika Serikat perlombaan untuk menciptakan reaksi berantai dan membangun bom atom pertama dikerjakan oleh sekelompok ilmuwan dan insinyur dalam sebuah proyek bernama Proyek Manhattan. Pada Maret 1943, titik fokus proyek merupakan laboratoriom sangat rahasia yang berada di sebuah bangunan bekas sekolah di dekat Santa Fe yang dinamai Los Alamos.
Dua bom dirancang di Los Alamas yaitu sebuah bom uranium dengan julukan Little Boy dan sebuah bom plutonium dengan julukan Fat Man. Menurut Situs GeoWeek, Fat Man merupakan sebuah perangkat yang rumit sehingga membutuhkan uji coba. Tempat uji coba yang disebut Trinity merupakan sebuah wilayah gurun yang terpencil di dekat Alamogordo, New Mexico.
Tepat pukul 05:29:45 tanggal 16 Juli 1945, dunia secara resmi memasuki Zaman Atom ketika Fat Man menyala di angkasa menjelang fajar. Hanya dalam hitungan detik, ledakan Trinity menciptakan awan berbentuk cendawan yang kemudian menjadi ikon teror global. Ledakan tersebut melumerkan dasar gurun, menjadi kaca kehijauan yang terlihat dari tempat sejauh Albuquerque dan El Paso.
Kurang dari sebulan kemudian, bom-bom dari Los Alamos digunakan militer AS untuk menghentikan perang dengan Jepang. Pada 6 Agustus 1945, Little Boy dijatuhkan di Hiroshima. Tiga hari kemudian duplikat Fat Man dijatuhkan di Nagasaki. Dua ledakan bom atom inilah yang membuat Jepang bertekuk lutut dan menyerah pada pasukan sekutu.
Sumber : GeoWeeks.
0 komentar