Ular kobra sebagaimana jenis ular lainnya adalah sangat berbisa. Binatang melata ini sanggup mematikan mangsanya dengan semburan bisanya ke arah mata korbannya. Korban yang tersembur bisa akan mengalami kesakitan luar biasa dan terjadi pembengkakan pada organ yang tersembur bisa. Jika bisa tersebut tidak segera dibersihkan dengan air atau susu, korban akan buta permanen jika yang tersembur adalah organ mata.
Beberapa spesies kobra asal Afrika dan Asia sebagaimana dituturkan Situs GeoWeek menyatakan, binatang melata ini dikenal dengan nama spitting cobra. Dikenal dengan nama spitting karena kobra ini mampu menyemburkan ludahnya. Jadi jika suatu saat Anda berhadapan dengan mahkluk berbisa ini dalam jarak sekitar 3 meter, cepat tutup wajah Anda.
Pasalnya, kobra jenis ini tidak sekedar meludah, tetapi juga menyemburkan bisanya dalam waktu bersamaan. Bisa dikeluarkan dengan bantuan otot-otot di sekitar kelenjar bisa melalui dua lubang kecil di dekat ujung taringnya. Inilah senjata mematikan kobra menyerang mata korban terlebih dulu, baru kemudian menyerang korbannya dengan kecepatan yang mematikan.
Keganasan kobra melumpuhkan mangsanya menjadikan binatang melata ini sebagai ular paling berbahaya nomor dua di dunia. Akan halnya jenis ular berbisa lainnya, bisa ular kobra merupakan alat pertahanan diri dalam menghadapi predator ganas yang menyerangnya. Adalah antelop yang biasa menyerang kobra saat keduanya bertemu di padang ilalang.
Sang Elang Rajawali pun menjadi predator yang mematikan bagi kobra karena serangan dengan kecepatan tinggi saat terbang rendah sambil mematuk kobra dengan paruhnya yang runcing saat kobra merayap di tanah. Kobra pun biasanya akan terkapar dicengkeram kuku kaki Rajawali yang kuat, lalu digondol terbang menuju sarangnya. Karena keselamatannya terancam setiap saat, maka kobra akan mempertahankan diri dengan meludah sambil menyemburkan bisanya.
Saat memburu mangsanya seperti kodok, kadal dan tikus kecil, kobra mematikan lawannya dengan gigitan lebih dulu. Setelah korbannya tidak berdaya barulah ditelan mentah-mentah. Kobra jenis spitting telah diteliti para ilmuwan untuk mengetahui kedahsyatan bisanya sehingga mampu mematikan lawannya ketika tersembur bisanya.
Para ilmuwan yang meneliti dua jenis spitting cobra di laboratoriom harus menggunakan alat pelindung seperti kacamata dan masker. Hasil penelitian menunjukkan kobra akan menyemburkan bisanya hanya pada wajah yang bergerak. Sedangkan pada tangan yang bergerak , kobra tidak pernah menyemburkan bisanya.
Kobra yang memiliki leher hitam berhasil menyemburkan bisanya secara tepat sebanyak delapan dari sepuluh kali semburan. Sedangkan Kobra merah asal Mozambik tak pernah meleset saat menyemburkan bisanya. Apa pun jenisnya yang namanya ular berbisa, tentu sangat membahayakan bagi keselamatan manusia.
Bicara tentang ular berbisa apa pun jenisnya, pawang ular asal Semarang Pak FX Soetono pernah memberikan tip darurat kepada pecinta ular. Jika seseorang digigit ular berbisa, segera cari anak pohon pisang yang baru menyembul keluar dari tanah setinggi 20 cm yang tumbuh dekat induk pohon pisang. Tebas batang anak pisang ini dengan parang dan segera tempelkan tebasannya yang penuh dengan getah anak pohon pisang erat-erat ke tempat bekas gigitan ular di kulit tubuh.
Racun atau bisa ular akan tersedot oleh getah anak pohon pisang dengan cepat keluar dari bekas tempat gigitan itu. Bekas luka segera bersihkan dan bawa korban gigitan ular segera ke rumah sakit. Petugas medis di rumah sakit akan merawat korban gigitan ular untuk perawatan lanjutan.
Foto-foto by http://news.nationalgeographic.com
0 komentar