Ikon dalam perayaan Imlek adalah adanya Tarian Barongsai ( Lion Dance ) dan adanya buah-buahan segar, susunan Kue Keranjang dan Kue Bulan. Selain itu pula kemeriahan perayaan Imlek atau Tahun Baru China tidak berhenti pada dominasi warna merah saja serta atribut pernak-pernik dekorasi Imlek, melainkan dimeriahkan pula dengan pesta kembang api. Tarian Barongsai sendiri sejatinya tarian yang dikenal di Tiongkok sejak zaman Dinasti Tang merupakan identitas dan bagian budaya Tiongkok yang penting untuk dicermati.
Tarian Barongsai diperkirakan masuk Indonesia sejak abad ke-17. Kini tarian Barongsai dapat dijumpai di acara non keagamaan. Misalnya tarian ini ikut ambil bagian dalam pawai kemerdekaan setiap tanggal 18 Agustus. Namun tarian ini tidak mengurangi nilai spiritual di dalamnya.
Simbol singa dalam tarian Barongsai dipercaya mempunyai kekuatan magis yang dapat mengusir unsur jahat atau negative, serta membawa keberuntungan, kemakmuran, kebahagiaan dan kedamaian. Sayang unsur kesehatan tidak disinggung bahkan diabaikan dalam perkara ini. Barongsai sendiri lebih dikenal sebagai media hiburan.
Kesenian barongsai terdiri atas kesenian tradisi dan modern. Untuk seni tradisional umumnya dilakukan oleh perguruan silat yang sebagian besar berasal dari aliran selatan. Misalnya Provinsi Fujian dan Kwang Tung mewakili wilayah selatan dari Tiongkok. Karena lekatnya dengan unsur spiritual, maka pemainnya wajib berdoa lebih dulu sebelum memainkan tarian Barongsai.
Melihat penampilan tarian Barongsai, secara fisik kepala Barongsai berukuran besar, terbuat dari bambu dengan berat sampai 7 - 10 kilogram. Para pemain harus memasang posisi kuda-kuda yang kuat karena tubuh Barongsai yang panjang. Agar penampilan atraksi tarian menarik maka gerakan pemain dituntut lebih agresif dan lebih agresif. Untuk itulah pemain juga dibekali dengan keahlian beladiri dan akrobat.
Sedangkan Barongsai modern pun turut menjadi bagian dalam kesenian dan hiburan kebudayaan. Yang membedakan antara Barongsai Tradisional dan Modern adalah pemain tidak diwajibkan berdoa lebih dulu sebelum bermain. Secara fisik kepala Barongsai lebih kecil, ringan dan beratnya 3-4 kilogram. Tubuhnya pun lebih kecil dan proposional dengan kepala.
Gerakan yang ditampilkan pun lebih atraktif dengan berlaga di atas patok. Sekali pun kepala Barongsai lebih ringan bukan berarti memudahkan pemain beratraksi. Kondisi fisik pemain pun perlu dipersiapkan karena harus melompat dan menjaga keseimbangan di atas tonggak setinggi lebih dari tiga meter. Oleh karena itu kondisi pemain harus kuat mencakup kaki, perut dan stamina tubuh.
Untuk mengiringi tarian Barongsai maka harus ada iringan suara gendang, simbal dan letupan-letupan petasan di akhir pementasan. Petasan ukuran kecil dibalut kertas merah dan digantung. Begitu tarian dimulai maka petasan pun disulut sehingga menimbulkan suara gelegar meningkahi suara gendang dan simbal yang dipukul bertalu-talu. Petasan yang disulut mempunyai simbol yang dikaitkan dengan cerita rakyat yang bekembang pada waktu itu. Cerita rakyat apa itu?
Syahdan berdasarkan sejarah Tiongkok, Imlek dijadikan momen petani China untuk menyambut musim semi. Namun dengan datangnya musim semi, konon datang binatang buas yang disebut nian dari gunung atau laut yang sering mengganggu manusia. Cerita lain menyebut makhluk tersebut dengan nama Mahkluk Gunung.
Mahkluk gunung dipercaya tinggal di atas rumpun pohon bambu. Mereka hidup berkelompok dengan ciri fisik bertubuh pendek dan memiliki satu kaki. Selain memiliki ujud yang menakutkan dan menyeramkan, mahkluk tersebut sering merebut hasil tanam penduduk desa di sekitarnya. Untuk membuat mahkluk itu takut alias keder dan pergi menjauh dari desa, para penduduk desa membuat suara-suara keras dan mengejutkan.
Berdasarkan legenda tersebut, masyarakat Tionghoa percaya bahwa setiap hari menjelang pergantian tahun baru, akan muncul binatang buas yang akan memangsa apa saja. Dengan menyalakan petasan sebagai sarana mengusir binatang buas itu, diharapkan tahun baru yang akan datang bebas dari aura negatif dan jahat yang sering menghinggapi manusia.
Daar.....daar....daar...daar....deer....deer...deer...doooooor... blung. Begitulah bunyi petasan yang mengagetkan kuping Anda semua jika sedang asyik menikmati tarian Barongsai di saat Imlek. Gung Hay Fat Choy/Chuc Mung Nam Muoi.
Sumber : Gelegar Imlek/Klasika Kompas/Diedit.
0 komentar