Pakaian adalah cermin kepribadian seseorang yang memakainya. Jika dia berpakian rapi, necis dan tampil modis di muka umum, boleh jadi dia sangat percaya diri akan kapasitasnya sebagai mahkluk berbudaya. Dengan kata lain pakaian adalah kebutuhan yang sangat diperhatikan seseorang saat ingin menghadiri suatu event.
Tiada hari untuk selalu berpakaian rapi adalah slogan yang tertempel di kantor penjara di Vanersborg Swedia. Artinya slogan itu diperuntukkan bagi karyawan kantor tersebut agar berpakian rapi setiap kali berdinas di jam kerja kantor. Dengan adanya himbauan tertulis di papan pengumuman kantor itu, maka mau tidak mau setiap pegawai di kantor itu harus mentaati peraturan itu.
Pakaian rapi yang dimaksudkan adalah mengenakan seragam kerja dengan warna tertentu, baju lengan panjang dan memakai sepatu dan berdasi untuk karyawan yang melayani keluarga para tahanan yang membezuk. Selain karyawan Lembaga Pemasyarakatan, para narapidana yang tengah menjalani masa tahanan juga mengenakan seragam tahanan. Terkadang untuk mengisi kesibukan di Lembaga Pemasyarakatan itu, para tahanan juga melakukan kerja bakti bersama, aktip berolahraga dengan mengenakan kostum kaos seragam, celana training dan sepatu olah raga.
Bagi narapidana yang hampir selesai masa tahanannya tentu gembira menanti hari kebebasan. Artinya tidak lama lagi dia akan meninggalkan Lembaga Pemasyarakatan dan kembali menjadi manusia bebas berkumpul kembali dengan keluarga tercinta. Untuk menyambut hari kebebasan itulah seorang narapidana telah menyiapkan pakaian rapi yang layak dikenakan saat dirinya melangkahkan kaki untuk terakhir kalinya keluar dari pintu gerbang Lembaga Permasyarakatan.
Tapi ilustrasi hari kebebasan yang ditunggu narapidana itu malah bertolak belakang dengan kejadian sesungguhnya di Lembaga Permasyarakatan Vanersborg Swedia ( 21/1 ). Pasalnya seorang narapidana warga Swedia yang sudah menyelesaikan hukuman dua bulan penjara malah membuat perhatian orang banyak di Lembaga Permasyarakatan itu tertuju padanya. Karena saat meninggalkan penjara Brinkeberg di Vanensborg Swedia, narapidana ini keluar penjara tanpa memakai celana dan sepatu.
Pria eksentrik mantan narapidana yang hari itu bebas menghirup udara segar di luar penjara malah mengatakan kepada petugas penjara, bahwa celananya yang dipakai sewaktu masuk penjara sudah kekecilan. Pria itu yang oleh media setempat dipanggil Percy sempat berkata kepada petugas penjara untuk mau membelikan celana dan sepatu baru agar bisa dipakai keluar dari penjara saat dirinya bebas. Akan tetapi permohonan itu ditolak mentah-mentah pihak penjara.
Percy yang dihukum karena kasus mengemudi sambil mabuk dan melanggar lalu lintas, malah berdalih bahwa dia tidak sempat membeli kebutuhannya sendiri yaitu pakaian dan celana baru karena waktunya mepet. Pihak penjara pun mempunyai alasan menolak permohonan Percy karena di antara barang-barang pribadi milik Percy saat masuk penjara terdapat uang 118 dollar AS atau sekitar Rp. 1 juta dan akan dikembalikan pihak penjara saat dirinya bebas. Dengan kata lain sebenarnya Percy dianggap mampu membeli celana, baju dan sepatu baru.
Memang pihak penjara Vanensborg juga menjual celana dan sepatu untuk tahanan yang dibebaskan, tetapi harganya terlalu mahal. Dengan uang sebesar 118 dolllar AS itu akan lebih bermanfaat jika diberikan kerabatnya saat menyambut hari kebebasan dirinya keluar penjara Vansborg. Dengan sedikit menahan malu akhirnya Percy keluar tahanan hanya dengan mengenakan kemeja, pakaian dalam dan kaus kaki.
Nasib baik ternyata masih menyertai Percy di jalan. Seorang pengemudi yang tak mau disebutkan namanya oleh Reuters, telah berbaik hati mau mengantar Percy sampai rumahnya. Percy pun akhirnya tiba di rumahnya dengan selamat dan kembali berkumpul dengan keluarganya. Untuk merayakan hari kebebasan ini, akhirnya Percy membeli celana dan sepatu baru dengan harga yang lebih murah dari yang dijual di penjara. Ah...ada-ada saja ulah Percy ini.
0 komentar