Kalau penduduk Irak menentang pemerintahan Perdana Menteri Nur Maliki dan menuntut mundur Gubernur Basra Shaltagh Abboud, maka lebih dari seribu pengunjuk rasa turun ke jalan di kota Lahore Pakistan untuk menentang Amerika Serikat 26/02/2011. Aksi menentang Amerika Serikat ini dilakukan setelah pengadilan menunda sidang kasus kontraktor CIA yang dituduh membunuh dua warga Pakistan.
Kontraktor CIA, Raymond Davis menembak mati dua laki-laki warga Pakistan di kota timur Lahore bulan Januari lalu. Davis mengelak karena tidak ada unsur kesengajaan dalam penembakan itu, karena dirinya membela diri. Dengan arogansi, Davis mengatakan pihaknya memiliki kekebalan diplomatik. Untuk itu ia dapat pulang kembali ke Amerika Serikat.
Kasus penembakan itu menyulut kemarahan warga Pakistan dan membuat warga menjadi sentimen anti Amerika di Pakistan. Kondisi ini dapat memperkeruh keadaan di mana Pakistan saat ini tengah berupaya membantu mengakhiri perang di negara Afghanistan. Pakistan juga ikut melawan memerangi militan Islam yang berada di perbatasan Afghanistan.
Para pengunjuk rasa membakar patung yang diibaratkan sebagai Davis dan juga bendera Amerika Serikat. Pada aksi unjukrasa terakhirnya, para pendukung Partai Islam, Jamat E-Islami menduduki alun-alun di lokasi terjadinya penembakan. Para demonstran bernyanyi dan meneriakkan yel-yel anti Amerika.
Harian Inggris the Guardian dan kantor berita Perancis mengutip pejabat Pakistan Senin mengatakan ia berpendapat “tanpa ragu” bahwa Raymond Davis bekerja untuk CIA. Associated Press dan Reuters mengutip pejabat Amerika mengatakan Davis bekerja untuk CIA sebagai kontraktor keamanan.
Mahkamah Tinggi Lahore secara terpisah mempertimbangkan apakah Davis memiliki kekebalan diplomatik. Media Amerika pekan ini mengutip para pejabat Amerika yang tidak disebut namanya mengatakan, ketika ditahan, Davis bekerja sebagai kontraktor keamanan untuk Badan Intelijen Pusat Amerika, CIA.
Sumber : Reuters/VOA/Pakistan - Shooting Reax. Photo by : AFP/AP
0 komentar