Ciri fisik burung kuau raja memiliki bulu sayap dan ekor yang panjang, berwarna coklat kemerahan dengan motif bulat menyerupai mata serangga. Burung ini memiliki jambul tipis di atas kepala dan kulit kepala berwarna biru. Burung betina berukuran lebih kecil daripada burung jantan dan bulunya dihiasi sedikit motif bulat.
Kuau raja mengeluarkan suara bunyi ku-wau mungkin hal tersebut untuk menjelaskan nama spesies ini. Interval suara itu berkisar antara 15 - 30 detik. Burung ini biasa terbang pada jarak pendek di mana habitatnya hidup di permukaan tanah pada hutan tropis di dataran rendah.
Populasi burung kuau raja atau nama latinnya Argusianus argus terus menurun walaupun tidak terlalu cepat, karena kehilangan habitat dan diburu manusia. Populasi diperkirakan saat ini mencapai 100.000 burung dewasa. Menurut International Union for Conservation of Nature, burung ini dikategorikan sebagai Near Threatened atau mendekati terancam punah.
Sungguh sayang jika mendekati terancam punah. Burung yang hidup di Paparan Sunda mencakup mulai dari selatan Bukit Tenasserim, Myanmar, Tenggara Thailand, Sabah, Sarawak, Semenanjung Malaka, Brunei, Kalimantan dan Sumatera harus dilindungi keberadaannya dari perburuan liar yang mengancam kehidupannya.
Selain burung Kuau Raja yang terancam punah masih ada tiga jenis burung lain mendekati kepunahan. Menurut Lembaga Konservasi Dunia atau International Union for Conservation of Nature (IUCN), dinyatakan mendekati terancam punah, meliputi luntur kasumba (Harpactes kasumba), julang jambul hitam (Aceros corrugatus) dan cekakak hutan melayu (Actenoides concretus).
Sumber : International Union for Conservation of Nature, BirdLife.
0 komentar