Radar udara berteknologi tinggi yang memindai sabana Afrika telah membantu para peneliti dalam memahami pola-pola vegetasi. Data-data yang diperoleh bisa membantu pemahaman mengenai efek perubahan iklim terhadap lanskap di wilayah itu. Pemindaian biasanya dimanfaatkan untuk membangun gambar-gambar tiga dimensi dan penampang lanskap tersebut.
Alat pemindai menunjukkan vegetasi berkayu cenderung memilih lereng bukit yang juga disukai rayap. Semakin besar dan merata gundukan rayap, semakin banyak vegetasi di situ. Sepertinya rayap cenderung menghindari membangun gundukan di tanah lempung yang mudah terkena banjir. Mereka umumnya lebih memilih tanah yang tidak terlalu basah, tetapi juga tidak terlalu kering dan memiliki drainase yang baik.
"Pemindaian udara menunjukkan adanya pola gundukan rayap dan vegetasi yang lebat di sepanjang lereng bukit di atas dataran rendah, " tulis GeoWeek sebagaimana dilansir Kompas. Di situ disebutkan terdapat limpasan air dan drainase. Tipografi sabana sangat dipengaruhi oleh organismenya. Ternyata gundukan rayap menjadi indikator kunci tentang kondisi yang disukai vegetasi berkayu.
Semakin rendah dataran semakin besar dominasi padang rumput di wilayah berair. Seperti proses diagnosis dalam bidang medis, pemindaian lewat udara juga dilengkapi dengan gambar-gambar vegetasi, gundukan rayap dan tanah multilapis. Kini tim peneliti dari Carnegie telah memetakan lebih dari 40.000 gundukan rayap di wilayah seluas 490 kilometer persegi di Taman Nasional Kruger, Afrika Selatan.
Sumber : GeoWeek.
wadu, keren banget tuh, berapa taun ya si rayap bikin itu??hehehehe