Gempa susulan menjadi kendala bagi tim penyelamat untuk menemukan dan mengevakuasi korban gempa di Christhchurch Selandia Baru, Sabtu 26/02 lalu. Korban tewas yang telah berhasil dievakuasi hingga hari itu bertambah menjadi 145 orang. Perdana Menteri Selandia Baru, John Key menyerukan warganya pada hari Sabtu itu untuk berhenti sejenak dari segala kegiatan selama 2 menit, memberikan penghormatan sebagai tanda berduka untuk korban gempa terbesar di Selandia Baru.
Sampai hari itu tim penyelamat Selandia Baru dan 6 negara lainnya, termasuk Amerika Serikat, China dan Jepang masih terus menelusuri bangunan-bangunan yang hancur di pusat kota untuk mencari korban selamat. Namun pada kenyataannya hanyalah tubuh-tubuh yang telah tewas terhimpit di antara reruntuhan puing-puing bangunan.
Petugas polisi pengawas, Dave Cliff menyebutkan 144 korban tewas telah dievakuasi dan sedikitnya 200 orang masih dinyatakan hilang. Sementara pemerintah pusat mengeluarkan pernyataannya, korban tewas bertambah menjadi 145 orang. Cliff menambahkan, korban tewas kini sedang diidentifikasi oleh pihak kepolisian di Burnham.
Cliff mengakui proses identifikasi memang berjalan lambat karena sulitnya metodis menemukan dan memvalidasi fakta untuk data korban. Korban tewas terdapat puluhan warga asing dari 20 negara, di antaranya Jepang, China, India dan Taiwan. Tim evakuasi mengalami hambatan ketika gempa susulan masih berlanjut yang membuat tim segera menyingkir dari bangunan tersebut yang dikhawatirkan akan rubuh bila terkena getaran gempa susulan.
Sumber : Reuters/New Zealand - Earthquake.
0 komentar