Dari jauh warung itu tidak begitu terlihat menonjol dibandingkan dengan warung sebelahnya yang berjualan Bakwan Malang. Namun yang membedakan dengan warung disebelahnya dan juga warung lain yang bertebaran sepanjang Jalan Raya Pondok Kacang Ciledug Tangerang adalah tulisan Bahari di papan penunjuk usaha warung ini. Boleh jadi tulisan Bahari sebagai pengingat yang memang bersinggungan dengan nama kota asal pemilik warung ini, yaitu Kota Tegal Bahari.
Warung Tegal Bahari....begitulah nama Warung Tegal milik Bu Wartini, pemilik warung Tegal yang sudah delapan tahun membuka usaha di wilayah Desa Tajur Ciledug Tangerang. Ketika pagi yang cerah minggu lalu saat sehat kundalini reiki menyambangi usaha Bu Wartini sehabis olahraga jalan kaki pagi, warung ini masih sepi dari kunjungan pembeli. Di dapur yang cukup sederhana seorang kerabat tengah menyiapkan masakan oseng-oseng tempe dan sayur labu sebagai menu harian warung ini. Sedangkan Bu Wartini sendiri tengah mengiris sayatan benda putih mirip daging ayam lalu memasukkannya ke dalam wadah plastik.
"Ini Jamur Tiram untuk dibuat sayur dan oseng-oseng, " katanya sambil mempersilahkan sehat dengan kundalini reiki duduk di bangku panjang. Sepintas memang mirip suwiran daging ayam dan teksturnya begitu lembut mudah dicabik-cabik namun ketika dipegang terasa sedikit kenyal. "Saya berbelanja jamur tiram karena permintaan pelanggan yang hobi menyantap jamur cukup banyak di warungku ini," katanya dalam logat Tegal yang kental. Biasanya saya ke pasar Lembang Baru Ciledug jam lima pagi untuk berbelanja. Di pasar itu pedagang pemasok mendatangkan jamur tiram dari Cianjur Jawa Barat di mana banyak petani di daerah itu menanam jarum tiram sebagai usaha sampingan selain bertani.
Pembicaraan berlanjut terus tentang cara memasak jamur tiram ini. Namun tiba-tiba lamunan sehat dengan kundalini reiki berputar kembali ke tahun lalu ketika berkunjung ke Cianjur. Di daerah ini tepatnya di Desa Benjot Kecamatan Cugenang Cianjur Jawa Barat tempat pembudidayaan jamur tiram berada , sudah cukup dikenal di kalangan petani jamur. Pemilik usaha ...Ibu Hajjah Tuti Triono mengakui jamur tiram yang dihasilkannya belum mampu mencukupi permintaan pasar, meski dalam satu hari usahanya bisa menghasilkan sekitar 150 kilogram jamur tiram. Padahal jamur hasil produksinya hanya dipasok untuk memenuhi permintaan pasar Jakarta dan sekitarnya saja.
Keunggulan ekonomis jamur tiram sangat bervariasi. Selain harga relatif mahal, tingkat keuntungan usaha relatif tinggi karena masa panennya singkat dan segera laku di pasaran. Biasanya jamur tiram yang dihasilkannya dipasok untuk memenuhi permintaan pelanggan yang umumnya adalah pengusaha restoran dan supermarket tanpa kecuali warung Tegal milik Bu Wartini itu tadi. Jadi selain pasar modern supermarket, di pasar tradisional pun jarum tiram mudah ditemui. Tak jarang di sekitar lokasi pembudidayaan jamur tiram pun ada pasar tradisionil desa juga menjual jamur tiram.
Jamur Tiram Putih atau dikenal dalam bahasa latin Plerotus Ostreatus merupakan salah satu jenis jamur yang dapat dikonsumsi manusia. Selain memiliki citarasa yang khas seperti daging ayam, jamur tiram juga memiliki kandungan gizi tinggi. Jamur tiram mengandung protein antara 19 hingga 35 persen dari berat kering jamur, juga mengandung karbohidrat sebanyak 46 koma 6 hingga 81 koma 8 persen. Artinya jamur tiram juga mengandung vitamin B-1, vitamin B2 serta unsur garam mineral lainnya.
Budidaya jamur tiram memiliki prospek ekonomi yang sangat baik. Jamur ini merupakan salah satu produk komersial dan dapat dikembangkan dengan teknik yang sangat sederhana. Pasar jamur tiram sangat jelas. Permintaan pasar yang cenderung tinggi bahkan kerap tak terpenuhi membuat para pembubidaya jamur tiram mudah sekali memasarkannya. Selain itu kondisi konsumsi masyarakat akan jamur tiram kini sangat tinggi sehingga produksi jamur tiram sangat dibutuhkan dalam skala besar. Saat ini harga jamur tiram di pasar tradisionil setiap kilogramnya 12 ribu rupiah. Jika dijual ke pasar modern supermarket bisa mencapai 22 ribu rupiah per kilogramnya.
Jarum tiram jelas memiliki keunggulan tersendiri saat dibudidayakan. Pertumbuhan jamur tiram sangat cepat jika sudah dipanen, maka jamur tiram harus dipanen setiap hari bahkan bisa dipanen pagi dan petang hari. Jika hari itu tidak panen, maka jamur yang sudah dibudidayakan akan mati dalam waktu tiga hari sejak jamur tumbuh. Satu bibit jamur tiram akan terus dipanen hingga empat bulan sampai media tanam mengering dan tidak lagi tumbuh jamurnya. Karena begitu pesat panennya, maka modal usaha budidaya jamur tiram bila disertai pemasaran yang semakin baik dan luwes akan cepat kembali modal hanya dalam jangka waktu dua bulan pertama memulai usaha budidaya jamur tiram.
Bukan itu saja...usaha budidaya jamur tiram harus dalam skala besar maka akan membuka kesempatan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitarnya. Di tempat usaha budidaya ini, telah bergabung sedikitnya 25 petani plasma yang sudah resmi bisa mandiri dengan menitipkan hasilnya untuk nantinya dipasarkan bersama induk plasma. Bahkan di tempat ini juga telah dibuka pelatihan bagi siapa saja....termasuk sahabat sehat dengan kundalini reiki yang berminat berwirasusaha budidaya jamur tiram. Anda tertarik dengan jamur tiram kenapa tidak dicoba saja?
"Monggo pun dahar sop jamur tiram puniko ?" lamunan sehat dengan kundalini reiki tiba-tiba kembali ke kesadaran phisik ketika tercium bau bumbu bawang putih goreng mengapung di atas kuah sop jamur tiram hasil olahan Bu Wartini ini dan menyadarkan bahwa diri ini sedang ada di Warung Tegal Bahari dan bukannya di Desa Benjot Kecamatan Cugenang Cianjur. Sambil sarapan pagi akhirnya sup jarum tiram ludes juga ke dalam perut dan sesekali terdengar dialog logat Tegal Bu War dengan pembantunya, " Enyong wis wareg."
selamat malam mba...
koq photo sop jamurnya gak ada? waduh udah ngebayangin nih...
kayaknya disini mahal juga jamur itu...
budidayanya mudah ya?