Hingga kini Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva masih terus melakukan perundingan dengan kalangan pemimpin pengunjuk rasa yang menuntut pembubaran parlemen dalam waktu 15 hari. Namun pertemuan kedua belah pihak masih belum menemukan kesepakatan, sementara puluhan ribu pengunjuk rasa hingga kini masih menggelar aksi protes di jalan-jalan utama ibukota Bangkok.
Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva yang mendapat dukungan dari militer dan kalangan pejabat tinggi Thailand menyatakan pembubaran parlemen dalam waktu 15 hari adalah tidak mungkin, namun Perdana Menteri Abhisit mendukung pembicaraan pemilu dini di akhir tahun. Sejak hari Minggu lalu Abhisit melakukan pertemuan untuk meredakan ketegangan dan ia menegaskan akan mempriotaskan kepentingan nasional.
Perundingan Abhisit dengan para pemimpin unjuk rasa berbaju merah sejauh ini masih belum menemui kata sepakat. Akibatnya puluhan ribu pengunjuk rasa masih terus saja menggelar aksi protes di ruas jalan utama ibukota Bangkok dan di depan Markas Militer Thailand. Menyusul maraknya aksi unjuk rasa di Negeri Gajah Putih ini ternyata bursa saham mengalami penurunan 1% dan menderita kerugian hingga 2.8 % dan tercatat tertinggi dalam 21 bulan terakhir.
- Pengunjuk rasa yang mengenakan kaus merah ini adalah pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan lewat kudeta militer tahun 2006.
Puluhan ribu pengunjuk rasa anti pemerintah berkumpul di ibukota Thailand, Bangkok, menuntut pemerintah mundur dan menggelar pemilihan umum. Pengunjuk rasa yang mengenakan kaus merah ini adalah pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan lewat kudeta militer tahun 2006. Mereka berdatangan dari kawasan pedesaan utara Thailand, yang merupakan daerah basis pendukung Thaksin, sejak Jumat.
Kelompok yang mengorganisir unjuk rasa ini, Barisan Demokrasi Penentang Kediktatoran, UDD, mengatakan ribuan lagi masih akan datang bergabung dengan unjuk rasa ini. UDD berpendapat Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva meraih kekuasaan secara tidak sah. Mereka menyatakan bahwa unjuk rasa akan berjalan damai dan akan terus berlangsung jika pemerintah menolak keinginan mereka. Pemerintahan Vejjajiva sudah mengatakan tidak akan mundur.
- Mereka berdatangan dari kawasan pedesaan utara Thailand, yang merupakan daerah basis pendukung Thaksin, sejak Jumat.
- Kelompok pendukung Thaksin berpendapat Perdana Menteri Vejjajiva meraih kekuasaan secara tidak sah.
Dilanda unjuk rasa
Seorang pemimpin oposisi, Veera Musikapong, mengatakan kepada para pengunjuk rasa bahwa mereka ingin mendengar jawaban dari pemerintah dalam waktu 24 jam. "Merah yang memenuhi bumi meminta pemerintah mengembalikan kekuasaan kepada rakyat dan segera membubarkan parlemen," katanya. Wartawan BBC di Bangkok, Rachel Harvey, mengatakan bahwa unjuk rasa kali ini tampaknya merupakan momentum terakhir untuk menekan pemerintah karena ada keletihan dalam gerakan ini dan juga dana yang semakin sedikit.
Thailand dilanda unjuk rasa politik sejak Thaksin masih berkuasa karena penentangnya, yang mengenakan kaus kuning, menuntut dia mundur dengan tuduhan korupsi. Thaksin akhirnya digulingkan oleh militer ketika sedang menghadiri sidang Majelis Umum PBB di New York. Tahun 2008 para pendukungnya berhasil merebut kekuasaan lewat pemilihan umum namun kelompok penentang Thaksin menggelar unjuk rasa massal dan sempat menguasai kantor perdana menteri serta dua bandara utama di Bangkok.
- Sekitar 40.000 aparat keamanan dikerahkan untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam unjuk rasa ini
- Kelompok yang mengorganisir unjuk rasa ini, Barisan Demokrasi Penentang Kediktatoran dan UDD.
Thaksin kini mengasingkan diri di Dubai dan sudah diganjar hukuman penjara selama dua tahun oleh pengadilan Thailand karena penyalahgunaan kekuasaan, yang dituding pendukungnya sebagai pengadilan yang bermotif politik. Sekitar 40.000 aparat keamanan dikerahkan untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam unjuk rasa ini.
KRONOLOGI THAKSIN
- 2001: terpilih sebagai PM
- Sept 2006: digulingkan lewat kudeta militer
- Sept 2006: penyelidikan korupsi atasnya dimulai
- June 2007: aset keluarga Thaksin dibekukan
- Aug 2008: jaksa meminta penyitaan aset yang dibekukan
- Oct 2008: divonis secara in absentia karena penyalahgunaan kekuasaan
- Feb 2010: pengadilan aset senilai US$1.4 miliar dari total US$ 2.3 miliar yang disengketakan.
Sumber : BBC/Garit - Thailand Protest.
0 komentar