Godam, Pangeran Melar, Gundala Putera Petir , Sri Asih adalah serial komik yang populer di era tahun 1967 menceritakan epos kepahlawanan membasmi kejahatan dengan caranya sendiri. Begitu gandrungnya penikmat komik di jaman itu selalu menunggu kelanjutan serial setiap kali terbit. Perpustakaan Buku Sinar Baroe sebagai contohnya yang membuka Kios Komik di Jalan Dr. Rajiman Laweyan Solo selalu kebanjiran penikmat komik. Di perpustakaan ini juga menyewakan komik serial silat karya Asmaraman Kho Ping Ho selain komik Wayang Mahabharata dan Ramayana.
Setiap aksi kejahatan yang berhasil ditumpas oleh Godam atau Pangeran Melar sebagaimana digambarkan dalam komik karya Wid NS dan Hasmi itu lalu diikuti penyelidikan ditempat kejadian perkara yang disebut TKP. Novel-novel atau pun film-film drama televisi pun selama dua dekade terakhir kerap memainkan peran kunci dalam kasus kehidupan nyata seperti juga halnya dalam cerita fiksi komik tadi, menyangkut cara kerja detektip menangani perkara dan mencocokkan bukti yang diambil di TKP.
Seorang detektip dalam memecahkan teka-teki kejahatan di TKP terkadang memanfaatkan serangga untuk menyingkap misteri kamatian korban tindak kriminal kejahatan di mana binatang serangga ini dapat memberikan petunjuk tentang waktu kematian. Kini untuk pertama kalinya lintah juga masuk dalam jajaran binatang yang dinilai penting untuk ikut memecahkan kasus kejahatan.
Tahun 2008 National Geographic melaporkan, polisi di Australia membekuk tersangka pelaku perampokan bersenjata yang terjadi pada tahun 2001 berkat bantuan lintah. Lintah tersebut diambil dari TKP di Tasmania tempat terjadinya perampokan oleh dua pria di kediaman seorang perempuan berusia 71 tahun. Detektif yang memeriksa TKP mengambil sampel darah seekor lintah yang mungkin saja mengandung darah salah seorang tersangka.
Mengingat rumah perempuan tersebut berada di areal hutan, tidak tertutup kemungkinan lintah tersebut memiliki bukti berharga. Pada tahun 2008 salah seorang tersangka perampokan ditahan untuk tuduhan berbeda. Polisi lalu mencatat DNA pria tersebut dan para penyelidik mencocokkannya dengan sampel darah yang pada tahun 2001 diambil dari lintah itu. Nyatanya DNA cocok dan pria itu pun mengaku dia lah pelaku tindak kejahatan.
Bukti kejahatan kemungkinan ada dalam sampel darah pada lintah tadi yang ada di sebagian besar wilayah Tasmania. Seperti halnya tulisan tangan DNA yang diambil dari bercak darah, air liur mau pun rambut memiliki ciri khas yang lebih percaya dibandingkan golongan darah yang konvensional. DNA sendiri terdiri dari urutan empat basis kimia, Tiap orang memiliki sidik jari yang unik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasikan dirinya.
Sumber : GeoWeek/Gambar : Google Images.
wau