Sangat menarik memperhatikan uraian Reiki Master Prof. Dr.Sutan Remi SH dalam buku yang ditulisnya berjudul Hidup Sehat dengan Reiki dan Energi Non Reiki perihal pengembangan diri sebagai praktisi reiki. Dalam buku itu ditulis bagaimana beliau sedikit khawatir apabila reiki hanya dikejar levelnya saja tapi selesai attunement tidak dipraktekkan lagi. Lebih jelasnya beliau menulis dalam bukunya itu, seseorang yang telah memperoleh attunement atau disebut juga inisiasi agar mampu mengakses reiki lalu mempraktekkannya, tidak otomatis yang bersangkutan disebut sebagai praktisi reiki. Lho kenapa tidak bisa disebut praktisi reiki?
Menurut beliau....seseorang baru disebut praktisi reiki setelah menerima attunement, yang bersangkutan terus meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan untuk praktek reiki, baik untuk penyembuhan diri sendiri lebih dulu baru penyembuhan ke orang lain. Selain aplikasi reiki untuk penyembuhan, yang bersangkutan juga harus rajin membuat terobosan dalam praktek reiki di luar penyembuhan, misalnya membuat bola energi reiki untuk materialisasi, perlindungan diri, menyalurkan reiki ke makanan dan minuman atau pun ke obat-obatan dan sebagainya.
Bukan itu saja tuntutan yang harus dijalankan oleh seseorang dalam praktek reiki. Masih banyak latihan yang harus dilakukan oleh praktisi misalnya mampu membuat pemograman energi reiki, membersihkan chakra utama baik dengan simbol reiki ataupun cukup dengan affirmasi. Itu pun belum cukup. Praktisi harus mampu membersihkan sumbatan energi dalam tubuh energinya lewat olah jiwa yaitu meditasi yang menunjang praktek reiki, di samping juga rajin menyalurkan reiki ke objek di luar manusia misalnya tumbuhan, binatang kesayangan bahkan pembersihan ruangan tempat tinggal dari unsur negative yang dapat mengganggu kenyamanan anggota keluarga kita.
Memang reiki dapat diperoleh dalam waktu 1 hari kerja ikut pelatihan tatap muka di kelas atau pun diperoleh lewat attunement jarak jauh. Dalam permulaan saja setelah ikut attunement, yang bersangkutan rajin menjalankan apa yang diperintahkan oleh gurunya, tetapi setelah beberapa waktu kemudian, kegiatan itu tidak lagi dipraktekkan lagi, entah alasan malas, buang waktu saja, terlalu banyak PR yang harus dikerjakan, pulang kerja sudah capai, banyak urusan di luar dan seabrek alasan lain yang membuat yang bersangkutan malas praktek reiki. Akhirnya kemampuan untuk mengakses reiki dan memanfaatkannya akan sia-sia. Kalau sudah begitu sayang sekali...
Sebenarnya sahabat sehat dengan kundalini reiki tidak perlu cemas bila rasa malas sudah datang dan bertanya dalam hati, " Apakah reiki yang sudah saya peroleh lewat attunement ini akan hilang," begitu celetuk hati Anda suatu saat. Saya jawab, " Sebenarnya kemampuan Anda tidak akan hilang sekalipun tidak pernah dipraktekkan dalam kegiatan reiki sehari-hari." Hanya sayang karena kemampuan itu lama tidak dipraktekkan dengan sendirinya keyakinan akan kemampuan reiki sedikit memudar alias pesimis. Mudah-mudahan Anda sahabat sehat dengan kundalini reiki tetap optimis dan tidak patah semangat mau mempraktekkan reiki untuk kebaikan saudara sendiri terutama dalam menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Karena itu bagi sahabat sehat dengan kundalini reiki yang malas dan tidak mau memberikan umpan balik di blog ini tetapi rajin terus mendaftar ikut attunement ke level atasnya lagi, sehat dengan kundalini reiki jadi sangsi apakah reiki yang sudah diikuti sejak level 1 hingga 8 akan jadi pajangan saja?
Untuk itulah saya mengetuk pintu hati nurani Anda yang sedang tiarap tidak pernah sharing di forum blog ini, untuk mau sharing seputar praktek reiki Anda, sudah sejauh mana dipraktekkan? Ataukah reiki hanya diletakkan saja di bawah bantal untuk menemani tidur malam hari. Karena kondisi itulah....terpikir oleh sehat dengan kundalini reiki untuk rehat sejenak dari pemberian attunement dan mempersilahkan Anda mempraktekkan reiki dan mau sharing di forum blog ini. ( bersambung )
Sumber tulisan : Hidup Sehat dengan Reiki dan Energi Non Reiki karya Prof. Dr. Sutan Remi SH ( diedit )
0 komentar