Siapa saja pasti sudah mengenal nama Gurun Sahara tatkala belajar Ilmu Bumi atau lebih kerennya Geografi. Begitu terkenalnya Gurun Sahara sebagai salah satu Gurun selain Gurun Gobi, menyebutkan wilayah ini sebagai kawasan yang paling tidak ramah. Gurun Sahara meliputi sebagian besar Afrika bagian utara dan dikenal sebagai wilayah terpanas di bumi. Sulit membayangkan bahwa sebagian dari wilayah gurun ini dahulunya merupakan kawasan subur dan hijau.
Mari kita masuk ke jaman sekitar 12.000 tahun lalu. Saat itu cuaca secara berkala mendorong angin musim ke arah utara, membawa hujan dan membantu menciptakan kawasan hijau di pinggir selatan Sahara. Hujan juga mendatangkan binatang dan kemudian manusia ke kawasan yang luasnya sebesar California. Wilayah inilah kemudian dinamakan Sahara Hijau.
Para arkeolog memperkirakan ada dua kebudayaan di wilayah itu yang dipisahkan oleh waktu sekitar 1.000 tahun. Kebudayaan pertama muncul sekitar 9.000 tahun lalu. Mendahului periode Piramida, komunitas ini tak banyak meninggalkan jejak sejarah mengenai dari mana mereka datang dan kemana mereka pergi.
Sekitar 10 tahun lalu, sekelompok peneliti dinosaurus menemukan situs makam binatang dan manusia di zaman Neolitik, di sekitar utara Niger. Ekspedisi berikutnya di wilayah itu juga menemukan fosil tulang-tulang manusia, keramik dan artefak lainnya yang cukup membantu menggambarkan dua kebudayaan kuno itu. Menurut paparan GeoWeek sebagaimana sehat dengan kundalini reiki kutip mengatakan, bukti-bukti yang ditemukan pada situs yang dikenal dengan nama Gobero itu melukiskan dua kelompok yang berbeda.
Pertama, kebudayaan 5.000 tahun lalu dari sebuah kelompok yang hidupnya berpindah-pindah, dijuluki masyarakat Tenerian. Kedua, kebudayaan yang lebih awal dari kelompok yang hidupnya bergantung pada ikan, yaitu masyarakat Kiffian. Pada situs itu ditemukan aneka tulang belulang, termasuk fosil buaya yang ukurannya sebesar bus kota, badak, serta fosil ikan Nil seberat 136 kilogram.
Sumber : GeoWeek Kompas/Photo : Google Images.
0 komentar