Menertibkan
pedagang kaki lima adalah tugas Satpol pada pemerintahan daerah. Ada
yang menertibkan pedagang dengan santun sambil membujuk pedagang agar
menempati areal yang sudah ditunjuk pemerintah daerah. Namun ada juga
yang galaknya minta ampun saat melakukan penertiban pedagang kaki lima.
Tidak
jarang gerobak pedagang ditarik dengan paksa, semua dagangannya ditaruh
di pinggir jalan sementara pedagangnya melakukan negosiasi dengan
petugas tramtib. Ada pengguna jalan yang iba melihat bagaimana wong
cilik mencari makan dengan menggelar dagangannya di kaki lima,
dikejar-kejar tramtib. Namun banyak pula pengguna jalan yang sebal
melihat trotoar yang khusus dipakai pejalan kaki, diserobot pedagang
kaki lima sehingga kenyamanan saat berjalan terganggu.
Di
pihak polisi pamong praja berdalih, pedagang bunga itu hanya
mengantongi izin berkeliling menjajakan bunganya. Dalam prakteknya,
pedagang bunga malah membuka lapak di tempat dan tidak lagi berjualan
berkeliling. Akibatnya, jumlah pedagang bunga yang menetap makin banyak
sehingga mengganggu lalu lintas warga yang hendak melewati jalan itu.
Saat
polisi pamong praja bersiap menggusur lapak pedagang bunga, penduduk
sekitar yang cinta bunga marah melihat pedagang bunga langganannya
ditindak. Keruan saja atas nama solidaritas sesama pecinta bunga, warga
tanpa dikomando lagi menghalangi polisi dan mencegah polisi agar tidak
merampas bunga milik pedagang.
Pokoknya
demi bunga, penduduk sekitar rela berkorban demi pedagang bunga yang
hendak dirazia. Tentu saja kejadian perlawanan warga terhadap polisi
pamong praja Roma sempat memacetkan lalu lintas di lokasi kejadian.
Menurut ANSA yang dikutip UPI ( 27/1 ) melaporkan, jumlah warga yang
bentrok dengan polisi pamong praja lebih dari 100 orang.
Pejabat
kota Roma Marco Giudici berujar, " Penduduk itu benar melakukan
solidaritas kepada pedagang bunga, karena polisi pamong praja
menggunakan dua standar penanganan, " katanya. Sekalipun ada masalah
dengan pedagang yang tidak punya izin, mereka meninggalkan cara-cara
simpatik saat mengurus administratif pedagang yang ingin menebus
gerobaknya. Barangkali saking cintanya warga kota Marco Giudici terhadap
bunga, mereka rela membela pedagang bunga agar tidak hilang
dagangannya disita polisi pamong praja. ( UPI ).
0 komentar