Bidan
dan penolong kelahiran bayi lain disarankan segera menolong bayi agar
bisa bernapas secepatnya setelah lahir. Hal ini dapat mencegah kematian
bayi di negara berkembang. Asfiksia, suatu kondisi bayi kesulitan
bernapas, menjadi salah satu penyebab utama kematian bayi yang baru
lahir di daerah dengan sarana terbatas.
Demikian
laporan penelitan dalam jurnal Pediatrics seperti dikutip Reuters,
Senin ( 21/1 ). Mengurangi kematian bayi di negara berkembang merupakan
satu dari target tujuan Pembangunan Milenium ( MDG ). Namun, kemajuannya
lambat, kata Jeffry Perlman dari Weill Concel Medical College, New
York, Amerika Serikat, yang membantu penerapan Program Pertolongan Bayi
Bernapas di Tanzania.
Program
ini diluncurkan Akademi Pediatrik Amerika. Mereka melatih menolong
kelahiran untuk segera mengeringkan dan menghangatkan bayi, serta
membantu jika bayi tidak dapat bernapas sendiri dalam satu menit.
Umumnya bidan tidak terlatih menangani bayi baru lahir dan fokus
menangani ibunya.
"
Jika kita mengajarkan mereka menangani bayi, mungkin 90 - 93 persen
bayi bernapas jika tadinya tidak bernapas, " kata Perlman. Selanjutnya
Perlman dan timnya membandingkan kondisi ribuan bayi yang lahir di
delapan rumah sakit sebelum penolong kelahiran dilatih dengan kondisi
bayi setelah bidan dilatih.
Peneliti
menemukan, kematian bayi baru lahir turun 13 dari 1.000 kelahiran
menjadi 7 per 1.000 setelah Program Bantuan Pernapasan Bayi
diimplementasikan. Penelitian juga dilakukan di India. ( Reuters/ELN ).







0 komentar