Sekitar
200 pemburu berlomba-lomba memburu babi hutan yang tengah
bergentayangan di lahan pertanian Brussels. Mereka berharap dapat
membawa pulang babi hutan buruannya. Namun dalam perburuan hari itu tak
seorang pun pemburu yang berhasil membawa pulang babi hutan buruan.
Sampai kontes berburu babi hutan berakhir, babi hutan cerdik itu mampu
mengamankan dirinya dari sergapan pemburu sehingga pemburu itu dibuat
manyun.
Padahal,
babi hutan yang diburu cukup banyak jumlahnya sampai 170 ekor. Salah
seorang pemburu, Jef Schrijvers, berujar, " Hari itu adalah hari yang
membosankan dan babi hutan itu menjadi pemenangnya, " ujarnya kepada AP.
Pemburu kalah alias keok karena tidak satupun berhasil membawa pulang
babi hutan.
Kota
Postel yang saat itu tengah menyelenggarakan lomba berburu babi hutan.
Mengingat jumlah populasi babi hutan semakin banyak dan merugikan petani
desa Postel dengan rusaknya tanaman pertanian dan hutan, maka perlu
diadakan perburuan babi hutan agar jumlahnya berkurang. Selain merusak
ladang pertanian, babi hutan itu juga menyebabkan lalu lintas di desa
itu terganggu, seiring dengan seringnya babi hutan keluyuran di jalanan
sehingga menggangu kenyamanan berkendara.
Para
pemburu memang cerdik dan pandai mengatur siasat saat mengintai
mangsanya. Ada yang bertugas di ketinggian bukit sambil memberi aba-aba
agar pemburu di bawahnya menyergap babi hutan. Petugas lainnya berjaga
di kebun tempat babi hutan sering berkumpul agar mudah menembaknya, akan
tetapi babi hutan lebih cepat menghilangkan jejak.
Sayangnya,
rencana matang yang disusun para pemburu tidak membuahkan hasil apa
pun. Schrijvers mengatakan kepada jaringan televisi VRT, bahwa perburuan
itu telah dirancang sempurna, aman dan benar. Tetapi secerdiknya
manusia pemburu, sekali-kali boleh juga mengakui kecerdikan binatang
buruan, si kancil...eh salah, babi hutan maksudnya yang pintar
bersembunyi di lebatnya hutan. ( AP ).







0 komentar