Analisis
terhadap 1.129 jenis protein pada 200 orang kembar menunjukkan
kandungan kimia darah bisa mendeteksi penurunan fungsi otak yang memicu
penyakit otak, seperti alzheimer dan demensia.
Mereka yang fungsi otaknya menurun cenderung punya kadar protein
MAPKAP5 lebih rendah pada darahnya. Institut Penuaan Nasional Departemen
Kesehatan dan Bantuan Kemanusiaan Amerika Serikat menyebut demensia
sebagai gangguan otak yang berdampak pada komunikasi dan aktivitas
harian.
Sedangkan
alzheimer ialah bentuk demensia yang berakibat pada bagian otak
pengendali proses berpikir, memori, dan bahasa. Meski pada 2050
diperkirakan ada 135 juta penderita demensia, belum ada obat untuk
mengatasinya. Penurunan fungsi otak biasanya terjadi lebih dari 10 tahun
sebelum kehilangan memori, kebingungan, dan perubahan kepribadian.
"
Jika sulit membalikkan kerusakan otak selama 20 tahun, pengobatan di
tahap awal penurunan fungsi otak diharapkan mencegah alzheimer dan
demensia, " kata anggota Konsil Riset Kedokteran di King's College
London Inggris, Steven Kiddle, Selasa ( 16/6 ). Tes darah membantu
mengidentifikasi penurunan fungsi otak meski sulit memastikan pasien
akan kena alzheimer atau demensia.
Sumber : Kilas Iptek / BBC / MZW.
Selamat malam, salam kenal nih kak.. mampir ya, blognya bagus banget nih templatenya, isinya juga keren-keren, penuh info penting dan bermutu, keep posting ya kaka ^^
infonya sangat bermanfaat sekali mbak/mas, makasih yach!! beritanya bagus banget dan sangat menarik untuk di baca hari ini. Ijin share juga ya, terimakasih.