Konsumsi
minuman mengandung fluktosa atau gula buah akan memicu keinginan makan
makanan berkalori lebih banyak dibandingkan dengan mengonsumsi minuman
mengandung glukosa atau gula pati. Glukosa dan fruktosa memberi efek
berbeda terhadap rasa lapar karena kedua zat itu berinteraksi secara
berbeda dengan hormon yang mengontrol rasa kenyang. " Tidak seperti
glukosa, fruktosa tidak menstimulus hormon insulin yang memberi sinyal
rasa kenyang ke otak, " kata Kathleen A Page, asisten guru besar
kedokteran klinik di Universitas California Selatan ( USC ), Amerika
Serikat, kepada Livescience, Selasa ( 5.5 ).
Karena
tidak menstimulus insulin, setelah mengonsumsi fruktosa, otak tidak
akan menerima sinyal rasa kenyang sehingga dorongan makan makanan
berkalori tinggi tetap ada dan asupan makanan tak bisa ditekan. Namun,
fruktosa baik bagi penderita diabetes melitus karena tak membutuhkan
kadar insulin dalam darah mereka yang mengonsumsi fruktosa juga rendah.
Fruktosa
dan glukosa memiliki jumlah kalori yang sama dan keduanya ada dalam
gula pasir yang dikonsumsi sehari-hari. Namun, dimetabolisme berbeda
oleh tubuh.
Sumber : Kilas Iptek / Livescience / MZW.
0 komentar