Ketika
terowongan kereta api Marmaray di Istanbul, Turki, dibuka pada 2013,
terowongan ini merupakan jalur kereta pertama yang menghubungkan Eropa
dengan Asia. Dengan panjang 13,6 kilometer dan melintas di bawah Selat
Bosphoros yang rawan gempa, proyek pembangunan bernilai 4 miliar dollar
AS alias Rp 51,37 triliun ini dibangun sekitar satu dekade akibat
kendala teknis ataupun eksvakasi yang menyebabkan Marmaray dijuluki
terowongan rumit.
Istanbul adalah kota kuno yang dibangun dari sejumlah kota sebelumnya. Tak lama setelah penggalian dimulai, para pekerja menyentuh bagian yang
dahulu merupakan Harbor of Theodosius. Akibatnya, penggalian di wilayah
yang merupakan bagian dari era Romawi Timur ini dilakukan dengan sangat
hati-hati sehingga target penggalian tertunda sampai bertahun-tahun.
Kekhawatiran
akan gempa juga memperpanjang pemundaan karena para ahli kemudian
mengembangkan metode untuk memitigasi kemungkinan terjadinya kerusakan
akibat gempa. Ditetapkannya kedalaman 58 meter di bawah Selat Bosphoros
karena pertimbangan keamanan struktur bangunan. Akibatnya, terowongan
ini merupakan terowongan kereta api bawah air terdalam di dunia.
Terowongan
ini ditutupi dengan baja dan beton tebal serta dalam setiap bagian (
tube ) terdapat sambungan dari baja dan karet yang membuatnya fleksibel
ketika terkena guncangan. Ide terowongan di bawah selat Bosphoros
pertama kali dilontarkan pada tahun 1800-an oleh seorang sultan pada
masa Ottoman. Namun, tentu saja sang sultan waktu itu tidak pernah
membayangkan bahwa akan ada kereta yang mengangkut 75.000 orang per jam
melewati Marmaray.
Sumber : Geo Week.
0 komentar