Setelah
bertelur di Taman Nasional Dry Tortugas, Amerika Serikat, penyu
tempayan berenang ke timur, menuju perairan Bahama yang kaya akan pakan.
Hasil penelitian pada individu penyu yang dipasang pelacak itu membantu
menyusun strategi perlindungan menyeluruh terhadap penyu tempayan yang
terancam punah. Peneliti dari Lembaga Survei Geologi AS ( USGS )
menggunakan satelit untuk melacak populasi penyu tempayan yang terancam
punah.
Peneliti
dari Lembaga Survei Geologi AS alias USGS menggunakan satelit untuk
melacak populasi penyu tempayan yang bersarang di Dry Tortugas, kumpulan
kecil populasi di barat laut Atlantik. Pelacakan menunjukkan penyu
tersebut banyak menghabiskan waktu di Bahama dan kembali lagi untuk
bertelur di Dry Tortugas, 2-5 tahun sekali. Di sana, penyu menetap 3-4
bulan.
"
Upaya kolaborasi konservasi difokuskan utnuk melindungi tempat tinggal
penyu dan lokasi mencari makan antara wilayah AS dan Bahama, " kata
Kristen Hart, peneliti ekologi di USGS, yang memimpin studi itu, dalam
Science Daily, 23 April 2015. Penyu tempayan mulai bertelur saat berusia
35 tahun.
Penyu
tempayan di barat laut Atlantika dikategorikan spesies terancam punah,
yang dilindungi dari pengambilan di alam. Meski mahal, upaya konservasi
menjadi upaya global yang dijalankan.
Sumber : Kilas Iptek / Science Daily / ICH / Kredit Photo : Kristen Hart.
0 komentar