Satu
demi satu misteri penyebab diabetes melitus tipe 2 mulai terungkap.
Para peneliti Harvard School of Public Health ( HSPH ) baru saja
memublikasikan temuan mereka bahwa ada satu jenis protein atau hormon
khusus yang ditemukan dalam sel-sel lemak yang terbukti membantu
mengatur bagaimana gula darah dikendalikan dan dimetabolisasi untuk
energi di dalam hati. Ini dikatakan akan membuka salah satu jalan bagi
pengobatan diabetes tipe 2 yang menjangkiti ratusan juta penduduk dunia.
Diabetes
tipe ini tidak tergantung pada insulin dan terjadi pada orang-orang
dewasa ( adult onset ), berbeda dengan diabetes tipe 1 yang bergantung
pada insulin dan terjadi sejak bayi. Diabetes tipe 2 didefinisikan
sebagai suatu kelainan metabolik yang ditandai dengan tingginya kadar
glukosa darah akibat terjadi kekurangan dan resistensi insulin.
Kemampuan sel-sel beta pankreas berkurang bahkan rusak sehingga pasien
mulai mengalami diabetes, dengan gejala-gejala seperti banyak makan (
polifagia ), banyak minum ( polidipsia ) dan banyak kencing ( poliuria
).
Riset
di Amerika Serikat menunjukkan, orang-orang dengan obesitas tiga kali
lebih mudah terjangkit penyakit diabetes dibandingkan dengan mereka yang
tidak kegemukan. Makin tua seseorang, risiko terkena diabetes tipe 2
juga kian besar. Orang-orang berusia 65 tahun misalnya, lebih mungkin
terserang dibandingkan dengan mereka yang berusia di bawah 20 tahun.
Diabetes
tipe 2 juga diketahui erat hubungannya dengan faktor keturunan. Jika
dalam keluarga Anda ada yang mengidap diabetes, kemungkinan Anda juga
terjangkit diabetes cukup besar. Jika ayah atau ibu Anda dan kakek atau
nenek serta bibi atau paman Anda menderita penyakit ini, peluang Anda
mengalami diabetes tipe 2 mendekati 85 persen.
Jika
ayah dan nenek mengidap diabetes, risiko Anda cuma 60 persen. Jika
hanya ibu yang menderita, maka 22 persen risikonya bagi Anda akan
menderita pula. Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada orang dewasa akibat
perubahan gaya hidup, berkurangnya kegiatan jasmani dan jenis makanan
atau minuman yang serba fast food dan soft drink. Namun saat ini
diabetes tipe 2 ditemukan juga pada anak-anak dan remaja Asia.
Penyakit
kronis ini diyakini menyebabkan usia harapan hidup bagi penderitanya
sepuluh tahun lebih pendek dibandingkan dengan orang-orang non-diabetik
akibat komplikasi penyakit jantung koroner, stroke dan gagal ginjal.
Diabetes tipe 2 juga menyebabkan kecacatan, seperti kebutaan akibat
komplikasi retinopati dan meningkatnya risiko sebesar 20 kali amputasi
tungkai bawah. Pengidap diabetes ini mudah lupa dan mengalami impotensi.
Sumber tulisan : Laporan Iptek Kompas ( 22/5/13 ) oleh Irwan Julianto.
0 komentar