Wabah Chikungunya di Ponorogo Jawa Timur semakin meningkat. Kini hampir seluruh kecamatan terjangkit wabah kelumpuan ini. Padahal sebelumnya chikungunya hanya menjangkiti sejumlah warga di dua kecamatan saja. Di pertengahan bulan Pebruari lalu saja tercatat 6 kecamatan yang terjangkit, kini semakin mengganas di 21 kecamatan di Ponorogo.
Dari 21 kecamatan yang terjangkit dan paling parah terserang chikungunya meliputi Kecamatan Slahung terdapat sekitar 467 warga, Desa Grogol Kecamatan Sawoo 190 warga . Sementara itu Desa Sumoroto Kecamatan Kauman hampir 341 warga kini terserang wabah ini. Tidak hanya manula saja terserang penyakit ini, namun juga menyerang anak-anak. Hal ini disebabkan karena kondisi ketahanan tubuh anak dan manula cenderung menurun saat musim penghujan. Kondisi ini diperparah dengan kurang bersihnya lingkungan di sekitar rumah tinggal mereka.
Rata-rata mereka awalnya merasa panas dingin dan demam tinggi selama 1 hari dan kemudian diikuti nyeri ngilu pada seluruh persendian hingga mengakibatkan kelumpuan dan bengkak-bengkak pada persendian. Wiwid Widiastutik Kasubdin P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo saat dikonfirmasi via telepon mengatakan saat ini hampir sebagian besar Kecamatan di Ponorogo terserang penyakit Chikungunya dan 6 Kecamatan dinyatakan endemis Chikungunya.
Laporan Reporter Eko Nugroho dari Televisi Jawa Timur yang sehat dengan kundalini reiki terima seminggu lalu mengatakan di tahun 2009 saja terdapat sedikitnya 986 warga di 10 kecamatan yang terserang penyakit Chikungunya, sementara itu untuk awal tahun 2010 jumlah penderitanya telah mencapai 846 orang.
Menurut www.infeksi.com yang sehat dengan kundalini reiki kutip
menyebutkan bahwa Virus Chikungunya pertama kali diidentifikasi di Afrika Timur tahun 1952. Tidak heran bila namanya pun berasal dari bahasa Swahlii, Artinya adalah yang berubah bentuk atau bungkuk, Postur penderitanya memang kebanyakan membungkuk akibat nyeri hebat di persendian tangan dan kaki. Virus ini termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh Nyamuk Aedes Aegypti. Gejalanya adalah demam tinggi, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, nyeri sendi dan otot, serta bintik-bintik merah terutama di badan dan tangan, meski gejalanya mirip dengan Demam Berdarah Dengue, pada Chikungunya tidak ada perdarahan hebat, renjatan ( Schok ) maupun kematian. Masa inkubasi : dua sampai empat hari, sementara Manifestasinya tiga sampai sepuluh hari. Virus ini tidak ada vaksin maupun obat khususnya, dan bisa hilang sendiri, namun, rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan.
Melihat kondisi ini dan dengan rasa prihatin marilah sehat dengan kundalini reiki mengajak Anda semua yang telah belajar reiki mau memberikan energi penyembuhan kepada mereka sekali pun kita tidak mengenal mereka. Salurkan saja energi reiki Anda semua setiap hari dengan niat mengurangi rasa sakit menuju kesembuhan sebelum mereka ditangani oleh medis kedokteran. Siapa tahu langkah Anda ini berhasil dengan affirmasi yang bisa kita rancang adalah, "Energi reiki mengalir kepada penderita Chikungunya di wilayah Ponorogo Jawa Timur secara terus menerus hingga mencapai kesembuhan."
Niatkan saja energi reiki ini mengalir ketika penderita tengah tidur malam dan saat istirahat. Dengan berbagi saatnya Anda semua mengamalkan reiki. Dalam kondisi darurat seperti ini, energi reiki untuk penyembuhan layak dicoba kita salurkan kepada mereka. Tidak perlu meminta izin sebagaimana halnya ketika bencana Tsunami dan Gempa Bumi Padang....energi reiki kita kirimkan ke lokasi bencana di mana semua pengungsi berada tanpa memberi tahu mereka lebih dulu. Singkat kata praktekkan reiki untuk penyembuhan penyakit.
0 komentar