Setiap rumah tangga pasti mengenal sampah. Apakah sampah dari daun yang jatuh ke pekarangan, sampah rumah tangga yang biasanya berhubungan dengan dapur kita atau pun sampah dari limbah rumah tangga berupa asap dapur, cairan pembersih lantai, kaleng bekas minuman, cairan pembersih pakaian yang lalu kita buang ke saluran air. Sampah tadi tentunya sangat berbahaya bila tidak kita kelola dengan baik. Artinya kita harus bisa menanamkan disiplin dalam diri bahwa sampah bagaimana pun ujudnya tentunya sangat menjijikkan, kotor dan dipenuhi dengan bakteri penyakit. Karena itu menjaga kebersihan atas sampah harus dilakukan setiap hari tanpa kenal lelah dan rasa malas.
Boleh jadi kita ambil contoh dari sampah dapur yang selalu memenuhi tempat sampah. Setiap hari kita memasak dan dengan sendirinya limbah dapur yang sudah tidak terpakai akan kita masukkan ke dalam kotak sampah lalu menutupnya rapat-rapat. Tapi jangan buru-buru merasa aman jika kita tidak membuang sampah pada tempatnya lalu tempat sampah penuh, maka sampah ini dapat berkembang menjadi biang penyakit.
Konsil Higiene yang didirikan oleh perusahaan Reckitt Benckiser melakukan studi dan survei tentang sampah dengan mungunjungi 35 rumah di Amerika. Kemudian para peneliti mengambil sampel bakteri di 32 lokasi di setiap rumah. Hasilnya, tempat sampah menduduki peringkat ke-14 dari 32 lokasi yang mengandung bakteri dengan jumlah bakteri sebanyak 411 bakteri/inchi kuadrat.
Meskipun tampak bersih dan tertutup, tempat sampah bisa menjadi sarang bakteri dan bibit penyakit. Indikasinya adalah munculnya bau tidak sedap. Bau ini pertanda bahwa bakteri pengurai sedang bekerja dan mengeluarkan bau busuk. Jika sampah didiamkan selama berhari-hari, selain menebarkan aroma tak sedap, kuman dan bakteri akan berkembang biak di dalam sampah. Tidak hanya di dalam sampah, tempat sampah pun menjadi rumah baru bakteri dan kuman. Oleh karena itu kebersihan tempat sampah perlu diperhatikan.
Menurut fitur klasika kompas yang sehat dengan reiki kutip mengatakan, sebenarnya cara membersihkan tempat sampah tidak terlalu sulit. Yang sulit adalah sikap malas kita sendiri yang tidak peduli akan arti kebersihan dan kesehatan. Anda tentu tahu cairan cuka yang tersedia di dapur? Ambil cuka itu lalu tuangkan sebanyak 3-4 cangkir untuk membersihkan tempat sampah seminggu sekali. Bila perlu bilas dengan air panas kemudian jemur tempat sampah hingga kering di bawah teriknya sinar matahari. Jangan lupa untuk mencuci tangan setelah membuang sampah dan menyentuh tempat sampah.
Sebaliknya pisahkan sampah organik dan sampah non-organik. Pastikan sampah organik seperti kulit buah dan sayur dibuang di tempat sampah yang tertutup. Dengan suhu ruangan yang stabil, sampah sayuran dan buah ini tidak mudah membusuk. Sampah dapur organik yang berasal dari bahan-bahan alam juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk kompos. Sedangkan sampah non-organik yang berupa plastik, kaleng dan barang pecah belah bisa diolah menjadi barang-barang daur ulang.
Agar tidak memicu pertumbuhan bakteri dan jamur, jauhkan tempat sampah dari daerah basah dan lembab. Ada baiknya tempat sampah dilapisi dengan plastik. Saat sampah dibuang atau dipisahkan tempat sampah, tempat sampah tetap terjaga kebersihannya. Tidak kalah penting, buanglah sampah sehari sekali. Jika lebih dari sehari sahabat sehat dengan reiki tidak membuang sampah, sampah itu tentu saja mengganggu pemandangan dan tentu saja akan mempengaruhi kesehatan penghuni rumah. Jadi mulai sekarang ini buanglah sampah pada tempatnya dan bersihkan sampah setiap hari. Inilah kiat sederhana yang harus kita perhatikan agar rumah kita tetap bersih dan sehat.
Setuju sob sebenarnya yang harus kita lawan adalah sifat malas kita terhadap kepedulian kebersihan