Pesta kembang api yang menyasar ke turis saat menyambut perayaan tahun baru China di Taiwan 1 Maret kemaren juga memakan korban jiwa. Sebanyak dua puluh satu orang meninggal dunia akibat ledakan kembang api yang terjadi di tengah perayaan Tahun Baru China di Guangdong China. Sementara itu delapan orang dari empat puluh delapan korban ledakan harus menjalani rawat intensif di rumah sakit akibat ledakan ini.
Kemeriahan perayaan Tahun Baru China di Provinsi Guangdong berubah menjadi petaka. Kembang api yang dinyalakan secara ilegal oleh sebuah keluarga Sabtu kemaren untuk memeriahkan Tahun Baru China di kota Puning Provinsi Guangdong China tiba-tiba meledak. Akibat ledakan ini, tiga belas orang meninggal seketika dan delapan orang lainnya meninggal di rumah sakit.
Dari delapan orang dari empat puluh delapan orang yang dibawa ke rumah sakit terpaksa menjalani perawatan intensif akibat luka bakar yang diderita. Kembang api menjadi sesuatu yang sangat penting pada tradisi warga China saat merayakan tahun baru. Warga China biasanya menyalakan kembang api pada tahun baru China selama 15 hari, yang dimulai pada hari pertama tahun baru lunar.
Kejadian ini bukan yang pertama kalinya di China. Akibat kembang api yang harganya murah dan bisa dimiliki semua warga China, banyak warga China menjadi korban luka atau tewas saat pesta kembang api tengah berlangsung. Ledakan kembang api serupa juga pernah menelan korban saat terjadi liburan di hotel dan komplek seni di Beijing tahun lalu.
Ledakan yang terjadi pada Jumat 26 Februari malam waktu setempat, menimpa perayaan yang berlangsung di sebuah desa di Provinsi Guangdong, China. Warga yang merayakan permulaan tahun macan ini, menyiapkan festival kembang api diwilayah mereka.
Diduga asal ledakan berasal dari kembang api yang diracik secara ilegal. Penyulut kembang api ini tidak menyadari jika dampak ledakan amat dahsyat. Besarnya daya ledak dari kembang api tersebut, menyebabkan beberapa bagian depan rumah rusak parah.
Sumber : Reuters
0 komentar