Regu penyelamat Turki masih berjuang keras mencari korban gempa yang diduga tertimbun reruntuhan bangunan, menyusul gempa berkekuatan 6 pada skala Richter yang mengguncang wilayah timur Turki. Sejauh ini gempa mengakibatkan sedikitnya 51 orang meninggal dunia dan ratusan orang lainnya mengalami luka-luka.
Menyusul terjadinya gempa bumi berkekuatan enam pada skala Richter yang mengguncang wilayah timur Turki Senin pagi (8/3), regu penyelamat dibantu paramiliter dan polisi melakukan pencarian terhadap warga yang diduga masih terperangkap di sela bangunan rumah mereka yang telah runtuh rata dengan tanah. Konsentrasi pencarian dipusatkan di Desa Kovancilar yang merupakan salah satu dari enam desa terparah dilanda gempa.
Gempa terjadi pukul empat lewat 32 menit pagi waktu setempat, ketika warga masih terlelap tidur di rumah mereka yang umumnya terbuat dari batu bata dibalut lumpur. Rumah-rumah warga yang terbuat dari lumpur tersebut mengakibatkan kurang kuatnya konstruksi bangunan, sehingga banyak rumah yang roboh dan dikhawatirkan masih banyak penduduk yang terperangkap di reruntuhan rumah mereka.
Perdana Menteri Turki Tayyip Erdogan berjanji akan membangun kembali rumah-rumah penduduk yang roboh dengan menggunakan material yang lebih kuat. Korban gempa ditampung di tenda-tenda darurat yang didirikan tim Palang Merah setempat. Bantuan makanan sejauh ini mulai didistribusikan, sementara warga menyalakan api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka pada malam hari.
Belum reda musibah gempa bumi di Tahiti dan Chili kini gempa serupa melanda belahan dunia lain dan Turki mendapat gilirannya. Lempeng bumi terus bergerak. Semoga warga dunia terketuk hatinya untuk memberi bantuan pertolongan kepada korban yang tengah menderita.
Para pejabat mengatakan sedikitnya 100 orang dilarikan ke rumah sakit. Sebagian dilaporkan cedera di tengah kepanikan selepas gempa bumi pertama. Mereka melompat dari jendela atau balkon. Warga di desa-desa yang dilanda gempa diperingatkan agar tidak kembali ke rumah mereka yang rusak, sementara kawasan itu masih diguncang oleh gempa bumi susulan tercatat pada skala 5,5 Richter.
Penduduk yang tinggal di kawasan gempa telah diperingatkan untuk tidak kembali ke rumah mereka yang rusak karena pada saat yang sama pula kawasan tersebut terus diguncang oleh gempa susulan, yang terkuat diperkirakan mencapai 5,5 scala Richter. Pusat penanganan bencana pemerintah dan Bulan Sabit Merah Turki saat ini telah menyiapkan sejumlah bantuan seperti selimut dan tenda yang diberikan kepada mereka yang selamat dan tinggal lokasi penampungan darurat di tengah cuaca yang buruk.
Deputi Perdana Menteri, Cemil Cicek dan tiga menteri lainnya juga ikut mengunjungi kawasan terkena gempa untuk memberikan bantuan kepada para korban. Turki terkena gempa karena lokasinya yang ada garis patahan Anatolian Utara. Sebelumnya pada gempa yang terjadi tahun 1999 negara itu harus kehilangan 17 ribu jiwa warganya.
Wartawan BBC di Istanbul, Jonathan Head mengatakan kualitas bangunan yang buruk juga ikut disalahkan sebagai penyebab bertambahnya korban jiwa dan kekhawatiran serupa juga muncul di beberapa kota lain akibat kondisi yang serupa. Kekhawatiran tersebut muncul di tengah prediksi sejumlah ahli gempa yang memperediksi munculnya gempa besar yang akan terjadi pada beberapa dekade ke depan.
Puing-puing
Gambar televisi dari Okcular memperlihatkan pekerja bantuan dan tentara menggali di sela-sela puing-puing bangunan yang ambruk, sementara massa warga desa tampak menonton. Ali Riza Ferhat, warga Okcular, mengatakan, dia sedang terlelap ketika gempa bumi melanda. "Saya mencoba keluar dari pintu, tapi pintu tidak bisa terbuka. Saya keluar dari jendela dan mulai membantu para tetangga," kata dia kepada NTV. "Kami mengevakuasi enam jasad." Yadin Apaydin, administratur desa Yukari Kanatli, juga mengatakan desa hancur.
Belum reda musibah gempa bumi di Tahiti dan Chili kini gempa serupa melanda belahan dunia lain dan Turki mendapat gilirannya. Lempeng bumi terus bergerak. Semoga warga dunia terketuk hatinya untuk memberi bantuan pertolongan kepada korban yang tengah menderita
Sumber : Reuters/BBC. Foto : AFP.
gempa sepertinya ada dimana-mana kita mesti bertobat nih secepatnya
kasihan ya Mbak