Pernahkah Anda merasa pusing, berkeringat dingin, kemudian dunia terasa berputar disertai rasa mual, bahkan muntah? Jika hal itu terjadi, kemungkinan besar Anda mengalami vertigo. Atau anda pernah merasakan kepala Anda berputar, atau ruangan tempat Anda berada seperti sedang berputar-putar, lalu Anda mual, dan mungkin sampai muntah, bisa jadi Anda sedang terserang gejala vertigo.
Penyakit vertigo bisa menyerang siapa saja. Tak terkecuali kepada sahabat sehat dengan kundalini reiki, seorang penyiar berita televisi yang merasakan bagaimana nyerinya plus pusing kepala hebat saat vertigo ini menyerang dirinya saat sedang tugas live membacakan berita televisi Minggu siang 14/3 kemaren. Mas Ivan Chandra....penyiar berita tadi, begitulah biasa kita saling menyapa di studio tatkala sedang mempersiapkan naskah berita untuk dibacakan kepada pemirsa televisi di rumah, tidak merasakan gejala apa-apa saat berjalan menuju Studio 6 tempat siaran berita akan dipancarkan.
Begitu pula saat istirahat di ruang tunggu penyiar sambil dimake-up sebelum masuk studio berita, beliau tidak merasakan gejala aneh pada dirinya. Bercanda sesama penyiar berita dan sesekali mengoreksi dan memberi tanda garis miring pada naskah berita pun dilakukan dengan santai. Pokoknya Minggu siang kemaren dia sehat-sehat saja saat berdinas membacakan berita siang. Ketika siaran berita siang dimulai tepat pukul 11 siang, satu persatu naskah berita dibacakan bergantian dengan rekan penyiar wanita yang duduk di sampingnya. Visual berita dalam kaset satu per satu sehat dengan kundalini reiki play-back kan dari vtr 3-vtr-2 dan mini divi pada vtr-4. Suasana tampak santai, bahkan kedua penyiar ini saling menyimak aba-aba Mas Pengarah Acara dari ruang kontrol kendali siaran studio 6.
Siaran berita pun berjalan mulus hingga menit ke-30. Nah tampaknya dari menit ini lah penyakit vertigo Mas Penyiar mulai datang tiba-tiba tanpa diundang. Hal ini ditandai dengan gelisahnya Mas Penyiar saat membacakan berita yang tidak seperti biasanya...tenang...kalem dan senyum agar penampilan camera face terlihat oleh pemirsa di rumah. Entah kenapa di menit-menit ini wajah terlihat pucat ketika tertangkap kamera studio dalam posisi Close Up.
Kegelisahan semakin menjadi-jadi menjelang menit ke-40. Apa boleh buat....ketika materi berita saya playback kan dari mini divi vtr 4 Mas Penyiar menyerah. Sambil berdiri dia melepaskan clip-0n mikrophone mini yang melekat di jasnya dan melepas pula ear phone yang melekat di lobang kupingnya seraya memohon untuk mundur dari membacakan berita karena rasa pusing hebat yang sedang menyerangnya.
Dalam keadaan lunglai dan barangkali pandangan Mas Penyiar ini terhadap lampu-lampu studio, kamera, dinding studio yang berputar hebat seolah-oleh hendak menimpanya, maka Mas Penyiar pun undur diri dan segera berlari out frame dari jangkauan ke-3 kamera yang sedang menyorotnya. Dibantu oleh asisten Pengarah Acara di floor studio dia dipapah menuju tempat duduk di belakang kamera. Mas Penyiar tidak berani rebahan mengingat pengalaman selama ini bila vertigo tengah menyerang maka pandangan matanya akan berputar kencang mengitari kepalanya. Pokoknya pusing hebat yang dia rasakan saat itu.
Melihat kondisi darurat yang tidak lazim terjadi di hari libur Minggu, akhirnya sisa materi berita yang belum di playback-kan dibacakan oleh Mbak Penyiar sendirian. Tentunya pemirsa televisi yang tengah menyaksikan di rumah bertanya-tanya ada apa kok penyiar berita tinggal satu? Pemirsa tentu tidak pernah tahu bahwa penyakit vertigo yang menyerang Mas Penyiar sebenarnya sudah lama diidapnya. Keluhan pusing kepala hebat memang sudah sering dilontarkan kepada rekan-rekan di bagian pemberitaan dan mereka pun telah memakluminya. Kalau kejadian ini sedang recording tentu dapat diulang alias retake. Tetapi kalau sedang live alias siaran langsung tentu tidak dapat di-cut alias dipotong begitu saja siarannya. Sangat berbahaya pula apabila penderita vertigo sedang berkendara di jalan lalu penyakit ini datang tiba-tiba.
Mas Rizal ....sang Pengarah Berita yang memimpin jalannya siaran langsung berita siang kemaren memang cepat tanggap dan segera mengambil keputusan agar Mas Penyiar keluar frame kamera daripada nanti jatuh lunglai duduk di bangku penyiar dan wajahnya tersorot kamera. Tentu saja kita semua yang ada di ruang kontrol gambar di studio 6 tetap melanjutkan tugas hingga materi berita seluruhnya selesai dibacakan dan disiarkan ke rumah. Kejadian di hari Minggu kemaren tampaknya menyadarkan kepada kita semua bahwa penyakit apa pun jenisnya bila sedang kumat akan membawa kepanikan bagi penderitanya. Lalu langkah apa yang perlu kita waspadai bila menghadapi hal demikian? Kiranya kiat sehat saja perlu kita terapkan dalam pola hidup ini, apakah lewat medis kedokteran, terapi holistik atau gabungan kedua-duanya. Ada banyak pilihan untuk menuju sehat dalam hidup ini.
Menurut situs hati beriman Salatiga, mengulas secara singkat apa itu vertigo dalam blognya. Secara medis gejala vertigo merupakan sakit kepala di mana pasien merasa berputar-putar atau ruangan seperti berputar-putar. Gejala vertigo ini berbeda dari gejala sakit kepala biasa dan migren. Vertigo adalah perasaan bergerak atau berputar sementara orang tersebut sebenarnya sedang diam. Perasaan berputar yang terjadi ada 2 macam, yaitu orang tersebut yang merasakan dirinya berputar atau lingkungan di sekitarnya yang berputar mengelilinginya. Kadang, keluhan tersebut juga disertai oleh rasa mual sampai ingin muntah.
Vertigo adalah bentuk gangguan orientasi dimana perasaan dirinya berputar, rasa oleng, tidak stabil atau ruangan sekitarnya bergerak terhadap dirinya karena gangguan pada sistem keseimbangan. Keluhan vertigo menduduki peringkat ketiga dalam praktik dokter umum. Bahkan, pada orang berusia sekitar 75 tahun, keluhan vertigo bisa mencapai 50 persen. Sistem keseimbangan itu terdiri dari beberapa organ tubuh manusia yaitu telinga, mata, dan batang otak dimana ketiganya saling berhubungan supaya keseimbangan tubuh terjaga.
Faktor penyebab vertigo antara lain Sistemik, Neurologik, Ophtamologik, Otolaringologi, Psikogenik yang dapat disingkat SNOP.
Tante, Whienda ikut prihatin dengan Mas Penyiar. Whienda seolah bisa merasakan. Pasalnya, Papa juga mengalami vertigo itu. Lama! Kayaknya lebih dari lima tahun, deh. Tapi, kini sudah sangat baik, kok!
Sungkem!