Dua bulan paska gempa besar Haiti yang mengubah kehidupan warga dengan drastis, tak menyurutkan niat anak-anak Haiti untuk kembali bersekolah. Namun kenangan terhadap sekolah yang lama serta teman-teman yang telah menjadi korban gempa, masih terus membekas dan sulit dilupakan. Salah satu anak Victor Kerby, bocah Haitu berusia 12 tahun kini terpaksa tinggal di salah satu tempat pengungsian di Ibukota Haiti, Port-Au-Prince.
Hingga kini dua bulan paska gempa, ia masih mengingat jelas kejadian saat menyaksikan rumahnya rata dengan tanah akibat gempa. Ia juga merindukan sekolah dan teman-teman lamanya yang kini telah tercerai berai dan bahkan tak lagi dapat ditemuinya. Warga di kamp Masara 11 tempat tinggal Kerby mengeluhkan bantuan yang tak kunjung datang ke kamp mereka.
Pemimpin kamp, Pierre Robenson menjadi satu-satunya orang yang dianggap masih memiliki kepedulian pada anak-anak ini. Namun Robenson pun tak mampu berbuat banyak karena bantuan pemerintah tak sampai ke tempat mereka. Situasi berbeda dapat ditemui di tampat pengungsian yang lebih terorganisir, seperti yang berada di dekat markas Unicef dan telah menyelenggarakan sekolah untuk anak-anak.
Kehidupan anak-anak jalanan di Haiti juga semakin berat paska gempa. Banyak pengendara yang kini tak lagi bersedia memberikan uang karena sama-sama menghadapi kehidupan yang begitu sulit. Akan kah anak-anak pengungsi ini bisa sekolah lagi? Waktu lah yang akan menjawabnya.
Sumber : World- Quake Children in Haiti.
0 komentar