Chi atau energi kehidupan dimiliki oleh setiap mahkluk hidup.Tanpa terkecuali manusia pun memerlukan chi/ki agar tetap hidup di mana chi/ki/energi tadi masuk melalui gerbang energi manusia yang dalam istilah sehat dengan reiki disebut chakra. Setiap mahkluk hidup dalam dirinya akan mengalir chi ke dalam tubuhnya. Chi itu tidak saja mengalir ke tubuh fisik tetapi juga mengalir di luar tubuh fisik.
Chi yang ada di luar tubuh fisik membentuk semacam lapisan perlindungan yang biasa disebut aura. Aura sendiri mempunyai lapisan yang sangat banyak tetapi secara umum dibagi menjadi 3 lapisan aura yang disebut aura dalam, kesehatan dan luar. Apabila seseorang bisa menjaga kesehatan fisiknya dengan baik dengan cara menjalankan pola hidup sehat ala dokter, terapi penyembuhan komplementer misalnya reiki ini, maka dijamin auranya tebal dan bisa memproteksi tubuhnya dari energi negative/penyakit.
Menurut Irmansyah Effendi Master Reiki Tumo dalam buku best seller REIKI, tergantung dari kesehatan dan tingkat energi seseorang maka aura dalam biasanya berjarak sekitar beberapa cm sampai beberapa belas cm dari tubuh fisiknya. Aura luar berjarak beberapa puluh cm sampai beberapa meter dari tubuh fisik dan aura kesehatan sendiri terletak di antara kedua aura tersebut.
Sebagai pelindung tubuh maka lapisan aura ini bertugas melindungi tubuh dari energi negatif yang berasal dari luar tubuh. Penyakit harus menembus ketiga lapisan aura sebelum dapat mencapai tubuh manusia.Apabila orang sakit maka lapisan-lapisan yang ada pada organ si sakit sudah tidak normal lagi.
Bisa jadi efek tidak normalnya aura si sakit menyebabkan munculnya pembengkakan dan penipisan aura. Melalui pemeriksaan lapisan aura yang menipis dan menebal pada tubuh dapat diketahui bagian tubuh mana yang mengalami gangguan. Cara mengetahui tidak normalnya aura manusia dengan teknik pendeteksian aura yang bisa kita latih melalui latihan reiki yang berkesinambungan.
Untuk melihat aura seseorang yang tidak normal pun bisa dilihat dengan mata telanjang. Biasa kalau kita melihat seseorang sakit maka tampak pucatlah wajahnya, kusut masai dan yang lebih memprihatinkan pancaran auranya redup tidak bercahaya. Hal ini menandakan ada yang tidak beres pada organ tubuh si sakit dan tanpa penanganan yang memadai maka penyakitnya akan bertambah parah.
Apabila seorang praktisi reiki menangani kasus penyakit ini maka tindakan pertama adalah menyalurkan reiki kebagian tubuh yang sakit. Perkuat energi reiki tak terhingga kali lipat pada organ tubuh yang sakit. Ulangi terus penyaluran reiki di bagian tubuh ini dan kalau perlu dibuat sistem penyaluran energi dengan pemrogaman sebagaimana dilakukan di komunitas sehat dengan reiki.
Sangat dimungkinkan untuk penyakit yang berat di mana pasien memerlukan penyaluran reiki secara terus menerus yang memakan waktu panjang maka penyembuh dapat membuat progam energi yang ditempatkan pada tubuh spasien. Dengan adanya progam energi ini, penyaluran energi pasien tetap berjalan dengan sendirinya walau pun penyembuh telah menghentikan penyaluran energi reiki.
Progam energi yang telah ditempatkan di tubuh pasien akan menggantikan tugas penyembuh dalam menarik energi reiki (ilahi). Penyembuh tinggal meng up-date, memperkuat energi setiap saat agar terus bekerja kepada pasien yang memerlukan reiki. Seorang penyembuh yang pandai dapat membuat progam energi yang berulang-ulang bekerja selama beberapa hari bahkan sampai beberapa bulan.
Kedengarannya rumit ya? Barangkali Anda bukan praktisi reiki. Namun bila Anda sudah menjadi praktisi reiki permainan energi bisa anda modifikasi menjadi energi reiki untuk materialisasi (mewujudkan keinginan) di samping untuk penyembuhan itu sendiri.
0 komentar