Penyakit diabetes melitus tak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga menyerang anak-anak. Namun, diabetes pada anak belum diwaspadai sehingga penangannya menjadi tidak maksimal. " Masih banyak orangtua belum tahu tentang penyakit diabetes pada anak, " kata Aditya Suryansyah, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IADI ), Jumat ( 18/11 ) pada diskusi tentang diabetes dan hepatitis di Kantor Kementerian Kesehatan. Turut hadir dalam acara itu Direktur Jenderal Pengendalian Lingkungan Kemkes Tjandra Yoga dan Ketua Kelompok Kerja Hepatitis Kemkes Ali Sulaiman.
Data yang dikumpulkan Unit Kerja Koordinasi ( UKK ) Endokrinologi Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IADI ) sejak bulan Mei 2009 hingga Februari 2011 menunjukkan, di Indonesia terdapat 590 anak dan remaja berusia di bawah 20 tahun yang terkena diabetes melitus ( DM ) tipe 1. Jumlah penderita yang sesungguhnya diperkirakan jauh lebih tinggi karena banyak yang belum terdeteksi.
DM tipe 1 adalah penyakit diabetes yang disebabkan gangguan pada pankreas. Biasanya penyebabnya adalah virus. Pada kondisi ini, penderita membutuhkan bantuan insulin. Adapun yang biasa diderita orang dewasa adalah DM tipe 2.
Menurut Aditya diabetes dan hepatitis pada anak memunculkan dampak ekonomi cukup besar pada keluarga. " Biaya rawat jalannya mencapai 1- 2 juta per bulan. Jumlah itu sangat berat untuk keluarga menengah bawah, " kata Aditya. Kenyataannya biaya pengobatan diabetes dan hepatitis belum masuk jaminan kesehatan masyarakat miskin.
Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ), penyandang DM di Indonesia pada tahun 2003 sebanyak 13.797.470 orang dan pada 2030 diperkirakan naik menjadi 21,3 juta orang. Jika perkiraan ini terwujud, Indonesia akan menduduki peringkat keempat dalam kasus DM setelah India, China dan Amerika Serikat.
Diperkirakan 14,7 persen penduduk perkotaan dan 7,2 persen penduduk desa mengidap DM. Menurut Tjandra, pengedalian diabetes harus dilakukan secara komprehensif. Kemkes akan membuat aturan tentang kandungan gula, garam dan lemak makanan cepat saji. Pemerintah juga akan mengatur kandungan bahan tambahan pangan pada makanan kemasan.
Pada forum diskusi itu juga dibahas tentang penyakit hepatitis A yang baru-baru ini merebak di Kota Depok, Jawa Barat. Karena banyaknya jumlah penderita hepatitis A, Pemerintah Kota Depok menetapkan status kejadian luar biasa ( KLB ).
Sumber : Kompas/IND.
0 komentar