Depresi dapat diartikan sebagai salah satu gangguan perasaan yang ditandai dengan perasaan sedih yang berlebihan, murung, tidak bersemangat, merasa tidak berharga, merasa kosong, dan tidak ada harapan dalam hidup ini. Faktor lingkungan sangat berperan untuk menciptakan depressi pada diri seseorang. Jika depresi sudah akut dialami seseorang ada keinginan untuk mengakhiri hidup dengan jalan bunuh diri.
Penyebab terjadinya depresi pada diri seseorang karena kepercayaan dirinya merosot. Ia selalu ragu dan tidak punya nyali menghadapi setiap persoalan hidup. Hal ini disebabkan karena ia selalu memandang sesuatu dari sisi negatif, termasuk dalam menilai diri sendiri. Ia kerap membandingkan dirinya dengan orang lain.
Ia menganggap orang lain lebih berhasil, lebih kaya, lebih sukses. Sedangkan nasib baik tidak menyertainya dalam hidup ini. Karena itu tanpa disadari pikiran-pikiran negatif akan menggerogoti jiwanya yang lama kelamaan akan menimbulkan rasa cemas dengan akibat sulit tidur di malam hari. Penderita depresi biasanya memang sukar mengawali tidur. Ia terus klisikan di tempat tidur sampai subuh saat terdengar ayam jago berkokok di pagi hari.
Orang normal yang tidak mempunyai beban pikiran rata-rata dalam waktu 10-30 menit sudah bisa tertidur. Sedangkan penderita depresi akan membutuhkan waktu berjam-jam untuk bisa tidur. Tidurnya juga tidak pulas (banyak bermimpi buruk) dan gampang terbangun di tengah malam. Kalau sudah terbangun, biasanya dia akan sulit untuk memulai tertidur lagi. Akibatnya, dia selalu mengawali hari dengan wajah dan stamina lesu kurang bergairah.
Depresi apa pun julukannya jangan dianggap remeh. Berdasarkan penelitian pakar kejiwaan sebagaimana dilansir Science Daily, depressi ternyata meningkatkan risiko penyakit jantung pada orang muda di bawah 40 tahun terutama perempuan. " Di kalangan perempuan, depresi menjadi pemicu utama penyakit jantung dibandingkan merokok, darah tinggi, kegemukan dan diabetes, " kata penggagas penelitian, Viola Vaccarino. Peneliti menganalisis data dari 7641 orang berusia 17 tahun hingga 39 tahun.
Penelitian dilakukan tahun 1988 dan 1994 dan hasilnya sama. Seperti dipublikasikan di Archives of General Psychiatry Nopember tahun ini, peneliti mengungkapkan, depresi mendorong orang untuk merokok dan mengonsumsi makanan tidak sehat. Viola Vaccarino adalah Ketua Departemen Epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Emory's Rollins, Amerika Serikat.
Hormon pertumbuhan juga diperkirakan sebagai penyebab pathogenesis dari depresi. Tingginya hormon pertumbuhan basal pada malam hari ditemukan pada remaja yang depresi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mempunyai gangguan tersebut.
Sumber : Science Daily.
0 komentar