Iring-iringan sepeda balap yang melintas Kawasan Joglo Jakarta Barat di Minggu pagi 04 Desember kemaren, menyalip laju kendaraan yang sehat dengan reiki kendarai menuju arah Senayan Jakarta Pusat. Lalu ada rombongan yang bersepeda ontel bergerak dari arah Jembatan Layang Pasar Kebayoran Lama sedikit mengurangi kecepatan ketika melintas di atas jembatan kereta api Simprug. Minggu pagi yang cerah menjadikan warga Jakarta giat berolahraga salah satunya mengayuh sepeda balap dan ontel berbagai merk melintasi jalanan ibukota.
Sudah tidak aneh lagi kalau saat ini warga Jakarta memanfaatkan sepeda sebagai alat transportasi baik ke pasar, kampus atau ke kantor di hari kerja. Hari Sabtu dan Minggu pun komunitas sepeda ontel ada yang mangkal di Kawasan Senayan. Selebihnya komunitas bersepeda mengadakan temu anggota di Kawasan Taman Monas Jakarta Pusat. Bahkan sahabat sehat dengan reiki yang hobi mengayuh sepeda dan kini tinggal di Niedersachen, Jerman Utara, Mbak Ely menulis dalam email-nya bahwa hobi mengayuh sepeda telah lama dilakoninya sejak ia tinggal di Jerman.
Nun jauh di sana di alam pedesaan Bantul setiap pagi kita bisa melihat rombongan pekerja yang mengayuh sepeda menuju Jogjakarta secara berombongan. Bahkan di petang hari pun mereka melintas balik menuju Bantul secara berombongan pula. Tampaknya sepeda merupakan alat transportasi pribadi sebagai moda angkutan murah meriah bebas polusi bahkan sangat hemat tidak memerlukan bahan bakar.
Sepeda kini bukan hanya digunakan sebagai alat untuk transportasi tetapi juga digunakan untuk berolahraga. Sebagai alat transportasi sepeda sangat digemari oleh orang muda dan tua. Bahkan komunitas sepeda gembira sudah ada di Jakarta tatkala hari Minggu tiba, mereka berkumpul di Lapangan Monas lalu secara berombongan mengayuh sepeda menuju Kawasan Kota Tua Jakarta di Pasar Ikan.
Melihat geliat pengguna sepeda di Jakarta semakin banyak khususnya di hari libur Sabtu dan Minggu, maka para ahli perakitan sepeda melakukan pengembangan berbagai macam penelitian dan teknologi untuk menganalisa atribut , gerak pedal dan posisi tubuh ketika mengayuh sepeda di jalanan. Dari data yang didapat para ahli ergonomi sepeda memaksimalkan sepeda dan peralatannya agar sesuai dengan struktur tubuh pengendaranya.
Posisi tubuh di atas sepeda memang berbeda dilihat satu dengan lainnya. Mereka bisa mengatur segi ergonomic saat bersepeda sehingga didapat kenyamanan total saat mengayuh sepeda di jalanan. Dengan membungkuk bahkan posisi badan tegap dengan pandangan jauh kedepan, seorang pengayuh sepeda masih bisa mendengarkan lagu-lagu lewat walkman bahkan kini melalui handset Hand Phone yang diikatkan dipinggang.
Melalui pembelajaran dan pengembangan seni bersepeda akhirnya para ahli menemukan nilai fitting yang sesuai yaitu meningkatkan kualitas hidup orang banyak termasuk di sini orang yang hobi naik sepeda. Salah satu contoh adalah kasus Eddy Merckx, seorang cyclist terhebat sepanjang masa, selalu membawa 5 mm kunci Allen di kantongnya.
Setiap mengayuh sepeda baik di arena lomba balap sepeda atau di luar lomba balap sepeda ia selalu melakukan penyesuaian pada tinggi saddle berapa kali sehari. Hal ini dilakukan Eddy Merckx karena ia pernah mengalami sakit yang luar biasa karena peristiwa tabrakan. Dari kasus Eddy terdapat 2 poin yang dapat dipelajari saat bersepeda.
Pertama jika posisi Anda tidak nyaman saat berkendara, bersepeda tentunya menjadi tidak nyaman dan menyenangkan. Kedua posisi yang sesuai saat bersepeda sangat penting untuk penampilan yang maksimal sehingga merasakan nyaman saat mengayuh pedal sepeda di jalanan.
Para ahli melakukan analisa dan mengembangkan teknologi sepeda yang dinamis, sesuai dengan postur tubuh. Ini penting untuk cyclist agar saat bersepeda dengan menempuh jarak panjang antar 2 kota merasakan nyaman dan tetap sehat sehabis melakukan aktivitas bersepeda. Melihat manfaat bersepeda menjadikan badan tetap sehat, sudahkah Anda memutuskan untuk memakai sepeda dalam beraktivitas sehari-hari?
wah benar banget dahh..
biar libur pun kita masih tetap bisa sehat