Sebuah fakta mengejutkan menyatakan bahwa sebagian orang di sekitar kita ada yang hidup dalam ketergantungan berbagai jenis obat-obatan terlarang karena menderita tekanan mental, cemas, depressi, frustasi dan sebagainya. Sebahagian lagi menghabiskan waktunya dengan pergi ke dokter atau pun berkonsultasi dengan psikolog atau pun psikiater untuk memperoleh kesembuhan. Apakah artinya ini? Itulah sekilas prolog yang ditulis Mbak Tri AW praktisi Inti Reiki dalam buletin Inti Reiki Juni 2009 lalu.
Disebutkan banyak orang yang belum mampu menyeimbangkan dan menyelaraskan pikiran, tubuh dan jiwa ( mind, body and soul ). Pengaruh pikiran terhadap tubuh lebih kuat daripada pengaruh tubuh terhadap pikiran. Kemarahan, cinta yang membabi buta, kebencian, duka mendalam, hilangnya percaya diri, harapan semu, rasa malu, takut berlebihan serta kecemburuan semuanya adalah jenis emosi negative dalam diri yang berbeda-beda jenisnya.
Hal kecil saja terlintas dalam pikiran bisa mengubah emosi menjadi temperamental di mana emosi dapat menyebabkan degenerasi sistem syaraf dan kelenjar endokren dan pada akhirnya akan merusak sistem kekebalan tubuh. Berpikir adalah percakapan Sang Jiwa dengan Dirinya. Di saat dalam keheningan, kedamaian dan ketentraman akan mengarahkan kepada pola berpikir positip.
Lalu bagaimana cara mengendalikan pikiran tersebut agar mengarah ke positip? Pikiran positip dapat dikendalikan dengan terus menerus mengarahkan diri kita kepada keselarasan mind, body and soul. Dalam ketentraman, ketenangan dan kedamaian kita belajar melepaskan diri pada ikatan duniawi di mana semakin banyak kita terikat dengan kehidupan duniawi semakin banyak pula sedih dan gembira datang silih berganti seperti lirik lagu Koes Plus Bahagia.
Dengan belajar melepaskan ikatan duniawi berlebihan bukan berarti kita melepaskan diri dari tanggung jawab sebagai kepala keluarga, anggota keluarga yang tentu harus mencari nafkah untuk kelangsungan hidup keluarga. Termasuk di sini bukan juga melepaskan diri dari ikatan sosial lingkungan tempat tinggal, tetapi semata-mata kita mengistirahatkan diri sendiri lepas dari masalah keseharian yang cenderung menekan mental dan jika tidak dapat kita atasi akan membuat hidup penuh ketegangan alias stress.
Kebahagian sempurna dapat dicapai jika kita dapat menumbuhkan kesadaran dengan membebaskan diri untuk sementara waktu dari urusan duniawi. Artinya merenung diri sudah sejauh mana kita mau memaafkan atas kesalahan orang lain. Juga kemarahan orang lain terhadap kita perlu kita maafkan juga. Jika ada dendam dalam diri usahakan untuk dibuang dan dilepaskan jauh-jauh dari dalam diri.
Dengan mengontrol indera penglihatan, perasaan dan belajar melihat ke dalam diri dan bukan ke luar diri, maka kita dapat mengontrol perasaan agar tidak liar dipenuhi perasaan negatif yang muaranya akan membuat energi negatif menyelubungi tubuh fisik. Dengan bersyukur atas apa yang telah didapat sebagai karunia dari Yang Maha Kuasa akan membantu tercapainya kebahagiaan dalam diri.
Kebahagiaan sejati sejatinya ada dalam diri sanubari jika kita tahu bagaimana meresponnya. Sebagai contoh dengan mempraktekkan meditasi secara teratur seseorang dapat melatih untuk melepaskan emosi negatif, ego, mau menang sendiri, serakah dan sifat negatif lainnya dalam diri.
Karena itu sangat pantas bila kita memulai belajar hidup bermeditasi dengan memancarkan pikiran positip dalam diri. Dari chakra jantung kita pancarkan energi kasih kepada alam kecil di sekitar kita mulai lingkungan keluarga, tetangga, masyarakat sekitar, bangsa dan negara sebagai masyarakat luas serta alam semesta ciptaan Tuhan.
"Semoga semua mahkluk hidup berbahagia, " demikian salam meditasi dari Guru Meditasi Kesehatan Mertha Ada setiap kali melatih meditasi kesehatan di Radio Sonora Jakarta. Kita melatih hidup bermeditasi untuk meraih kesehatan guna mengendalikan pikiran positip yang harus dipelihara dalam hidup ini. Sedangkan pikiran negatif yang selalu mengarah kepada tindakan anarkis, merusak kita buang jauh-jauh dari dalam diri.
Bila hidup bermeditasi sudah menjadi gaya hidup anggota masyarakat, maka permasalahan dalam masyarakat seperti ketegangan, stress, depressi, penyakit fisik, tekanan mental yang mengarah usaha bunuh diri dapat ditangkal. Juga adanya permusuhan, dendam, amarah, kecewa, balas dendam tidak berkesudahan yang mengarah kepada peperangan, dapat diredam. Semua bertujuan membentuk hubungan harmonis antar manusia dapat terus terpelihara. Semoga semua ini menjadi kenyataan menjelang tutup tahun 2011 dalam menyongsong tahun baru 2012.
0 komentar