Hari perkabungan nasional selama tujuh hari wafatnya Mantan Presiden Abdulrahman Wahid telah lama berlalu. Saat itu kita sebagai warganegara Indonesia yang ditinggalkan almarhum masih merasakan kesedihan mendalam atas berpulangnya beliau menghadap Sang Khalik. Lalu nun jauh di belahan dunia lain tepatnya di Haiti, saat itu bencana gempa bumi tengah melanda negeri itu yang memakan korban jiwa sedemikian besar. Rakyat Haiti pun berduka untuk saudara mereka yang meninggal karena musibah alam berupa gempa bumi.
Waktu pun berputar bagaikan roda gerobak yang sedang ditarik pedati. Dua hari lalu jembatan Kutai Kertanegara di Tenggarong yang melintas Sungai Mahakam di Kalimantan Timur runtuh. Ada korban tewas dan sebagian hilang ditelan derasnya arus Sungai Mahakam. Saat ini usaha pencarian masih terus dilakukan oleh tim SAR dengan harapan korban hilang segera ditemukan kembali.
Tiga ilustrasi peristiwa berbeda di atas, muaranya adalah perasaan sedih yang sedang menimpa sahibul musibah. Bagi kita yang tidak terkena musibah ucapan duka cita bagi keluarga almarhum patut kita berikan. Sebagai bentuk penghiburan agar keluarga yang tengah berduka tetap sabar menerima cobaan dan mendoakan semoga arwah almarhum diterima oleh Tuhan YME. Perasaan sedih ini menceritakan bagaimana setiap orang dalam hidup pasti pernah merasakan kesedihan akibat ditinggal oleh orang yang dicintainya.
Tentu Anda pernah merasakan hati sedih entah karena ditinggal oleh kekasih atau telah gagal dalam sebuah ujian masuk perguruan tinggi. Boleh jadi Anda juga pernah gagal dalam audisi menjadi pemain sinetron terkenal. Agar rasa sedih tidak terus berkecamuk dalam hati, sebaiknya Anda lakukan rileksasi pikiran dengan bantuan musik lembut.
Sambil merebahkan tubuh di kasur atau sofa ruang tamu, Anda sebaiknya menyetel musik lembut untuk menghilangkan kesedihan ini. Sayup-sayup musik pun terdengar lirih memenuhi ruangan. Tak berapa lama kemudian perasaan sedih berangsur-angsur hilang dan digantikan perasaan nyaman.
Mood Anda pun menjadi lebih baik dan hati pun menjadi tenang dan ceria lagi. Begitulah tanpa Anda sadari musik memiliki efek positip dalam menata perasaan yang sedang gundah gulana. Musik tak hanya menenteramkan jiwa tetapi juga menyembuhkan.
"Wah...menyembuhkan," begitu celetuk sahabat sehat bersama waskita reiki begitu selesai menerima transfer energi reiki dalam penyembuhan sosial di Gedung Kridha Bhakti beberapa tahun lalu. Betul... karena alasan inilah mengapa Apollo dalam mitos Yunani Kuno disebut sebagai dewa musik sekaligus pengobatan. Dengan kata lain musik memberi energi bagi hidup kita bila diperdengarkan kepada orang yang tengah sakit.
Musik tanpa Anda sadari memiliki efek positif dalam menata perasaan. Kajian tentang musik tidak hanya sekedar bunyi-bunyian yang tertata rapi enak didengar di telinga. Tetapi musik sebagai pelengkap sarana penyembuhan dan peningkatan kecerdasan telah lama diteliti para ahli di Amerika Serikat.
Memang benak kita yang sudah terprogram bertahun-tahun lamanya, berbicara kalau sakit ya minum obat dan kalau mau cerdas tambah pintar ya belajar. Lalu kalau hati sedang gundah gulana, perasaan tidak menentu kita berusaha menghilangkan perasaan gundah tadi dengan mendengarkan musik lembut atau musik klasik yang meneduhkan jiwa.
Betul apa yang diprogam dalam alam bawah sadar tadi sudah harga mati. Tetapi boleh dikatakan progam tadi bisa kita siasati dengan memodifikasi perasaan menjadi tenang gembira. Caranya dengan mendengarkan musik teduh, misalnya musik klasik yang bisa menghilangkan rasa sakit untuk beberapa saat. Kuncinya ada pada mood kita sendiri untuk mencernanya.
Musik membuat kita sehat bukan dalam arti jika kita sakit lalu diperdengarkan musik terus sembuh. Merujuk pada penelitian yang dilakukan Dr. Joanne Loewy di Beth Israel Medical Centre, NY AS sejak 1997 hingga sekarang, musik ternyata mampu membantu pasien untuk mengelola sakitnya. Maksudnya penderitaan sakit bisa direkayasa agar menjadi hilang, kadar sakitnya diturunkan menggunakan alunan musik lembut.
Masih menurut penelitian para ahli tadi, saraf untuk mendengarkan musik dan saraf perasa sakit itu saling berhubungan dengan saraf di otak dan sumsum tulang belakang. Saat pasien menjalani pembedahan dan saat itu juga diperdengarkan musik, saraf perasa sakit sibuk berdebat antara merasakan sakit dan mendengarkan lagu lembut. Akibatnya pasien tidak merasa sakit ketika pembedahan.
Penderita sakit berat yang penyakitnya sudah parah bahkan sedang menunggu sakaratul maut, terapi musik dan bimbingan khusus rohaniawan dapat membuat pasien tenang dan mengerti apa yang yang tengah dia derita. Pasien pun pasrah siap mati, tenang dan rasa sakitnya pun tidak terasakan lagi. Dalam kondisi pasrah inilah sering terjadi pasien lebih lama bertahan hidup.
Memang musik sebagai terapi penyembuh masih terus digali kesahiannya. "Terapi musik masih terus dikembangkan untuk pasien kanker, alzheimer, depresi dan penyakit lainnya," ujar Loewy. Musik memang tidak langsung menyembuhkan penyakit. Hasil akhir yang hendak dicapai adalah kondisi relaksasi yang dicapai melewati entrainment dan musik vibration table (MVT).
Entrainment adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengubah persepsi atau tanggapan akan rasa sakit dengan stimulasi musik yang cocok. Misal rasa sakit ngilu diobati dengan suara denting lonceng. MVT sendiri adalah penggunaan vibrasi musik terstruktur yang berefek pada persepsi pasien akan rasa sakit, baik secara psikologis maupun pisik.
Dengan kondisi pasien dibuat rileks, rasa sakit bisa hilang dan kondisi tubuhnya menjadi semakin membaik. Efek domino pun terjadi. Kondisi pasien semakin membaik akan memperbaiki metabolisme tubuhnya. Anti bodi sebagai perisai alami dari segala penyakit pun terbentuk dalam tubuh pasien. Itulah jalan panjang musik berperan dalam penyembuhan.
Tiap individu unik maka menurut Loewy, terapi musik sangat individualistik. Artinya pilihan musik masing-masing orang bisa berbeda-beda. Pak Subagyo lebih senang mendengarkan Gending Jawa Klenengan Ketawang Subokastowo dengan nada slendro patet songo. Sementara pasien Praktisi Reiki lebih senang mendengarkan musik klasik saat dihealing. Endah Astuti yang pernah belajar arsitektur di Jepang lebih senang mendengarkan instrumentalia Jepang Kitaro.
Karena musik begitu unik dan individual maka Hartadi Eko Pradigdo Alumnus Ilmu Komputer UGM yang juga penggemar metafisika mempunyai ide membuat piranti lunak Mind Sound yang digunakan untuk terapi migren. Untuk terapi migren ini ada syaratnya bagi pasien yaitu mendengarkan musik dan membayangkan bola cahaya terang mengitari atas kepala kemudian masuk ke dalam rongga kepala.
Masih terus membayangkan terang bola cahaya yang sangat menenangkan masuk rongga kepala. Berikan senyum pada diri sendiri sehingga Anda semakin ringan dan rileks. Lalu sugestikan ke dalam alam bawah sadar Anda, " Kepalaku semakin ringan dan nyaman, semakin rileks dan segar." Ulangi kalimat ini berulang-ulang selama 15 menit.
Menurut Addie MS konduktor musik klasik Indonesia menyatakan, " Musik klasik secara ilmiah terbukti memiliki khasiat. Semua musik memberikan efek. Soalnya suasana hening saja memberikan efek apalagi musik yang ada nadanya. Alunan musik sudah dapat memberikan rangsangan otak dan menenangkan," katanya. Addie menyebut musik klasik yang sifatnya membakar sel otak lebih aktip lagi seperti karya Mozart, Vivaldi dan Bach yang bertempo cepat. Ada juga musik klasik untuk rileksasi yang temponya lambat. Musik klasik bertempo lambat inilah yang mengiringi sehat bersama waskita reiki melakukan transfer energi kundalini reiki malam ini jam 22.00 s/d 22.30 wib.
Sumber : Effek Mozart di Mind Body and Soul ( re - edit )
0 komentar