Kebudayaan Suku Batak Toba merupakan salah satu kekayaan budaya tak ternilai harganya. Meski demikian budaya Batak yang menggunakan bahasa Batak Halus atau Kromo Inggil dalam bahasa Jawa, kini mulai jarang digunakan oleh masyarakat suku Batak. "Apa betul demikian Mas Juni Hutabarat ? "....Pertanyaan ini tentu mewakili semua sahabat sehat dengan kundalini reiki yang berkunjung di blog ini.
Memang budaya tradisional yang telah berumur 300 tahun dengan nilai budaya tinggi ini identik dengan orang Batak berjiwa satria, demokratis tidak hanya kepada Sang Pencipta tetapi juga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini. Kekayaan khasanah kebudayaan Batak kami sajikan untuk Anda ....semua sahabat sehat dengan kundalini reiki dalam segmen asli Indonesia sebagaimana dilaporkan oleh rekan Vita dari Balige Toba Samosir 22/4 lalu.
Kita mulai dengan Tortor Tunggal Panaluan berupa budaya ritual yang biasanya digelar jika satu desa tengah dilanda musibah. Tarian ini dibawakan oleh para dukun untuk mendapatkan petunjuk solusi guna mengatasi masalah yang sedang menimpa masyarakat. Tortor Tunggal Panaluan yang digelar kali ini dalam pesta Budaya Tradisional Batak 2010 di TB Silalahi Center Balige Sumatera Utara kali ini berkisah, pada jaman dahulu menggunakan rambut dan kepala asli dari penggalan kepala, sedangkan rambut musuh yang kalah sebagai hiasan tongkatnya.
Di samping menari orang Batak pada umumnya memiliki talenta bernyanyi. Dua kegiatan ini hampir tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari orang Batak. Selain Tortor....kesenian lainnya adalah Martumba yang merupakan hiburan rakyat berupa tarian sambil bernyanyi, biasanya dilakukan oleh anak-anak di waktu malam hari pada saat terang bulan purnama.
Begitupun Marhasapi memainkan alat musik kecapi Toba. Kesenian ini memang perlu dilestarikan karena sudah hampir terlupakan bahkan nyaris tinggal kenangan. Meratap sambil mengeluarkan ungkapan hati atau dalam bahasa Batak disebut Mangandung berisi pantun berbahasa Batak halus yang diungkapkan untuk meratapi kesedihan akibat kematian salah seorang kerabat dekat.
Pelestarian kembali budaya Batak sudah selayaknya mendapat apresiasi dari masyarakat luas. Upaya ini sekaligus untuk menggali budaya Batak yang hampir punah akibat perkembangan jaman. Kegiatan yang disponsori oleh TB Silalahi Center merupakan agenda promosi wisata tahunan budaya tradisional Batak. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat memberi motivasi generasi muda untuk melestarikan sejarah budaya Batak sekaligus menarik kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk melihat wisata budaya Batak.
Tidak itu saja....wisata alam Danau Toba pun menjanjikan suguhan pemandangan elok menarik dilihat mata yang pada akhirnya membantu kehidupan ekonomi rakyat setempat dengan menyewakan jasa penginapan, rumah makan dan kerajinan tangan sebagai cendera mata oleh-oleh untuk orang rumah. Sementara Manortor atau menari bersama juga menjadi kebanggaan tersendiri suku Batak. Anda...sahabat sehat dengan kundalini reiki suatu saat ingin melihat Danau Toba? Silakan menanyakan kepada Mas Juni Hutabarat tempat manalagi yang lebih elok dari Danau Toba ini? Kalau sehat dengan kundalini reiki pernah ke Sumatera Utara tetapi tidak ke Danau Toba tempo dulu, barangkali nanti bisa melangkahkan kaki bersama sahabat semua ke Danau Toba dan Pulau Samosir seperti foto di bawah ini. Indah sekali bukan pemandangannya?
Mari kita lestarikan budaya bangsa