Gunung berapi Santiaguito di Guatemala kembali meletus dan menyemburkan pasir serta debu setinggi lebih dari delapan kilometer. Semburan debu membahayakan lalu lintas penerbangan di Provinsi Quetzaltenango sehingga pemerintah setempat memutuskan untuk membatalkan penerbangan.
Gunung berapi Santiaguito yang terletak di Provinsi Quetzaltenango, sekitar 200 kilometer sebelah barat Santiago, mulai bergejolak sejak Senin 26/04 lalu. Hari Kamis kemaren kembali melakukan aktifitas vulkanik dan menyemburkan pasir serta debu setinggi lebih dari delapan kilometer yang membuat kegiatan masyarakat sehari-hari terganggu. Gangguan ini dikhawatirkan bisa menimbulkan gangguan pernapasan.
Pemerintah di tiga provinsi terpaksa menutup sekolah dan menghentikan penerbangan untuk sementara waktu. Pembatalan penerbangan menyebabkan ribuan calon penumpang terlantar di sejumlah negara seperti halnya jadwal penerbangan yang sempat kacau karena letusan gunung api Eyjafjoell di bawah Glestser Islandia beberapa waktu lalu. Debu Gunung Santiaguito juga dikhawatirkan akan merusak lahan pertanian di wilayah sekitar gunung.
Badan penanggulangan bencana nasional telah menghimbau warga yang tinggal di sekitar Gunung Santiaguito untuk segera mengungsi. Badan penanggulangan bencana nasional telah menaikkan tingkat bahaya Gunung Santiaguito ke tingkat oranye. Gunung Santiaguito yang memiliki ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut sebelumnya pernah meletus pada tahun 1989. Gunung ini merupakan bagian dari gugusan gunung berapi aktif yang terbentang di dataran tinggi Maya.
Bencana alam tampaknya masih akan terus berlangsung sampai kapan kita pun tidak pernah tahu. Bencana satu belum selesai ditanggulangi, bencana lain datang menyusul. Entah itu bencana gunung berapi atau banjir dan tanah longsor atau pun gempa bumi. Semua terjadi tanpa dapat diprediksi sebelumnya dan datangnya tiba-tiba dan selalu membawa korban jiwa manusia, binatang dan kerusakan lingkungan.
Sumber : Latin/Guatemala - Volcano.
0 komentar