Aparat
dan rantai birokrasi pemerintah terkadang bisa sangat memuakkan dan
membuat orang mengelus dada. Dada dielus bukan karena organ jantung di
dalamnya bermasalah, akan tetapi karena ada pihak lain yang iri dengan
keberhasilan usaha orang tersebut. Contohnya, pemerintah daerah Oldham
sudah memerintahkan rumah mainan milik pasangan Michael Heron ( 26 ) dan
Jenna Hulme ( 25 ) dirobohkan karena tak dapat diterima alias tak ada
izin resmi dari pemerintah kota.
Padahal
rumah mainan tersebut digunakan untuk menyenangkan kedua anak mereka
yang dibiayai dengan kocek sendiri, bukan utang kepada bank sebesar 239
pound, setara Rp 5,27 juta. Kedua anak pasangan masing-masing berusia 4
tahun dan 1 tahun belum puas mencicipi rumah mainan, sudah harus
menyaksikan rumah mainan kesayangan dirobohkan. Dewan kota Oldham
beralasan pembangungan rumah mainan itu masuk kategori tak dapat diterima.
Istilah
tak dapat diterima itulah yang membuat pasangan suami istri itu merasa
nelangsa karena rumah mainan itu dibuat semalaman sebagai hadiah ulang
tahun ke-4 Jacob anak sulung pasangan itu. Situs berita Mail Online,
Senin ( 14/9 ) memberitakan, Heron dan Hulme mengaku akan melawan lewat
pengadilan. Pasangan ini sadar tak punya halaman luas, sementara kedua
anak-anaknya masih kecil untuk bermain di luar rumah.
Tindakan
menutup rumah mainan ini sebagai bentuk dagelan yang tak lucu atau
barangkali ada pihak lain yang tak setuju dengan rumah mainan anak-anak.
Dalam emosi nada tinggi Heron berujar, " Silahkan mereka datang sendiri
dan saya tak dapat dipaksa untuk merobohkan, " katanya sengit. Kita
tunggu saja hasil akhir adegan pengosongan rumah mainan anak ini dalam
kesempatan lain.
UPI / Photo by : Iain Watts/Mercury Press.
0 komentar